BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
menampilkan sebuah karya yang akan dipublikasikan dan agar diketahui orang
banyak tentu saja diperlukan adanya penyajian secara lisan, agar hal yang akan
dipublikasikan ataupun hal yang akan diberitahu kepada orang banyak akan lebih
mudah dipahami oleh orang lain. Walaupun penyajian lisan ini dapat disejajarkan
dengan berbicara dan terdengar sangat mudah karena hanya menggerakkan bibir dan
mengeluarkan suara, namun dalam penyajian lisan ini dibutuhkan suatu
keterampilan berbicara.
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang
berkembang pada kehidupan masa kanak-kanak yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara
dipelajari. Sebagai mahasiswa tentu saja akan sangat diperlukan dalam melakukan
presentasi ilmiah maupun pidato yang mana kemampuan berbicara akan sangat
berguna.
Kemahiran dalam penyajian lisan bukan hanya
menuntut penguasaan bahasa yang baik dan lancar melainkan juga menghendaki
persyaratan-persyaratan lain, misalnya: kebenaran, ketegangan sikap,
kesanggupan mengadakan reaksi dan cepat tepat, kesanggupan menampilkan gagasan
secara lancar dan teratur, serta ketidakkakuan dan ketidak canggungan gerak.
Seiring dengan perkembangan bahwa penyajian lisan
itu sudah menjadi salah satu kebutuhan mahasiswa. Alasannya bahwa disamping
mahasiswa harus mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiahnya ke
dalam berbagai bentuk karya tulis ilmiah yang berkualitas, juga mereka harus
mampu menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai dengan
kriteria penyajian yang baik.
Berdasarkan hal diatas, maka kami akan coba
mengkaji tentang penyajian lisan agar wawasan dan pengetahuan kita tentang
penyajian lisan bertambah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
sebelumnya maka diumuskan masalah sebagai berikut:
1.
bagaimanakah cara presentasi ilmiah?
2.
bagaimanakah teknik dalam melakukan presentasi?
3.
bagaimanakah cara berpidato?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang akan dicapai adalah:
1.
untuk mengetahui cara presentasi ilmiah
2.
untuk mengetahui teknik dalam melakukan presentasi
3.
untuk mengetahui cara berpidato
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan adalah:
1.
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang cara
melakukan presentasi ilmiah dan berpidato yang baik dan benar.
2.
membantu mahasiswa untuk dapat menyajikan karya ilmiah
yang ditulisnya didepan forum sesuai dengan kriteria penyajian yang baik.
3.
menambah pengetahuan mahasiswa akan teknik-teknik dalam
presentasi sehingga nantinya mahasiswa dapat melakukan presentasi yang menarik
namun masih tetap sesuai kriteria penyajian yang baik.
4.
Diharapkan dapat dijadikan
bahan bacaan berkualitas tentang penyampaian lisan khususnya
presentasi ilmiah dan pidato.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Presentasi Ilmiah
Morrisey & Sechrest mendeskripsikan bahwa presentasi melibatkan
penyiapan dan penyampaian suatu pokok bahasan kritis dalam bentuk yang logis
dan ringkas, sehingga menghasilkan komunikasi yang efektif. Sedangkan Robert M.
French mengatakan bahwa “You are a scientist or you wouldn’t be giving the
talk”. Pandangan itu bisa dijadikan dasar untuk mendefinisikan presentasi
ilmiah. Dari segi pelaku, yang memberikan presentasi ilmiah adalah seorang
ilmuwan. Informasi yang disampaikan tentu adalah yang bersifat ilmiah. Untuk dapat
memahami dengan baik informasi yang disampaikan, yang hadir pun mestinya adalah
khalayak ilmiah. (Gafura, 2009)
Berdasarkan uraian diatas maka presentasidapat didefinisikan
sebagai kegiatan berbicara di hadapan publik untuk mengkomunikasikan
secara efektif suatu pokok bahasan yang merupakan informasi mengenai suatu
gagasan atau objek. Sedangkan presentsi ilmiah adalah presentasi yang
disampaikan oleh seorang ilmuwan mengenai suatu gagasan atau objek ilmiah di
hadapan khalayak ilmiah.
2.2 Pengertian Pidato
Pengertian pidato
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengungkapan pikiran dl bentuk kata-kata yg ditujukan kpd
orang banyak; (2) wacana yg disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau
event, dan lain sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang
yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Berdasarkan pada uraian diatas maka pidato adalah sebuah kegiatan dimana
dilakukan penyempaian lisan kepada orang banyak dan dapat memberi kesan
positifbagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut.
3.1 Jenis Pembahasan
Pembahasan masalah pada
makalah ini
tergolong deskriptif yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang dibahas dan mengetahui penyebab dari sebuah gejala yang dibahsa. Pembahsan ini didesain secara kualitatif.
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari referensi
berupa buku maupun di internet.
Pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Data ini
didapatkan dari buku-buku, browsing internet dan sumber-sumber lainnya relevant
dengan masalah yang akan dibahas.
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan langkah identifikasi data, reduksi data,
penyajian data, kesimpulan sementara, verifikasi, dan kesimpulan akhir.
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Cara Presentasi Ilmiah
Presentasi
ilmiah adalah kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan
tersebut berfungsi untuk penyebaran informasi ilmiah, baik infomasi konseptual
maupun informasi prosedural. Presentasi ilmiah yang efektif adalah penyajian
ilmiah oleh seseorang disuatu forum yang di dalamnya hadir sejumlah peserta
yang secara sukarela terlibat aktif dalam interaksi verbal ilmiah menuju
tercapainya tujuan selama waktu tersedia.
Agar
presentasi dapat berjalan secara efektif, ada kiat yang perlu diterapkan.
Beberapa kiat yang dimaksud di antaranya:
a.
menarik minat dan perhatian peserta.
b.
mengarahkan perhatian peserta
c.
mempertahankan minat dan perhatian peserta
d.
menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang
akan dibahas
e.
menjaga etika
Untuk menarik minat dan perhatian pada apa yang
dibahas, seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik, yang dapat
berupa media visual seperti gambar dengan warna yang menarik, suara yang cukup
keras bagi peserta, ilustrasi, anekdot, dan demostrasi. Selanjutnya, perhatian
mereka perlu diarahkan pada fokus pembahasan dengan cara yang menarik pula
dengan memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Perhatian mereka perlu
dijaga atau dipertahankan dengan cara menjaga agar suara tidak monoton, dan dengan
menggunakan variasi media. Dalam hal ini multimedia sangat membantu. Akan
tetapi, apabila perangkat keras sangat terbatas, paling tidak cara berbicara
yang perlu divariasi. Alur peserta pelu dijaga agar tetap fokus dengan
menyatakan terus terang pokok pembahasan dan penyaji menaati bahan yang telah
dipersiapkan serta memberi penjelasan singkat dan padat mengenai butir-butir
ini. Etika dijaga dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang
lain.
Adapun ketiga tata cara presentasi ilmiah yang mana
akan berhasi jika ditaati:
a.
Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh
bahan tertulis juga (baik bahan penuh dalam bentuk makalah maupun bahan bahasan
presentasi power point). Jika diperlukan, bahan disertai dengan ilustrasi yang
relevan.
b.
Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk
hal ini penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang
diberikan oleh moderator.
c.
Penyaji menaati etika.
Etika berkenaan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan
mana yang salah dan mana yang secara moral benar atau berterima.Satu nilai yang
harus dipegang dalam menjaga etika adalah “menjaga perilaku agar tidak
merugikan orang lain”. Kerugian mencakup kehilangan hak atau kesempatan,
kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak dalam forum ialah hak untuk
berbicara, hak untuk mempertahankan atau membela pendapatnya, dan hak untuk
mendapatkan pengakuan. Bila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat
berharga, dia mempunyai hak untuk mendapat pengakuan.
Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika
adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan butir etis
terpenting. Setiap orang wajib bersifat sangat terbuka dalam segala hal
menyangkut informasi yang disajikan. Jika dia menyajikan data, dia harus secara
jujur menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya, ataukah diambil dari
sumber lain dan juga harus disebutkan lengkap sesuai dengan kelaziman dunia
ilmiah.
Dalam forum ilmiah seperti presentasi ilmiah,
selain ada penyaji pasti ada beberapa pemeran lain yang ikut terlibat, yakni
presentasi, moderator, dan notulen, serta bila diperlukan tenaga teknisi. Semua
pemeran tersebut wjib menjaga etika agar penyajian tetap berlangsung secara
baik dan efektif. Peserta misalnya harus jujur terhadap dirinya. Artinya dia
akan bertanya apabila tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih
bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar dan
sebagainya. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia
wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara.
Jalannya suatu forum ilmiah sangat ditentukan oleh
moderator sebagai pemandu. Etika yang harus dijaga adalah bahwa dia harus adil
dan taat jadwal. Dia harus adil dalam arti bahwa semua peserta sedapat mungkin
memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum
berlangsung. Keseimbangan wilayah, keseimbangan kesetaraan jende, dan
keseimbangan persoalan yang diangkat harus benar-benar dijaga oleh moderator.
Selanjutnya dia harus menaati waktu yang telah ditetapkan dan berhubungan dengan dua hal. Pertama dia seyogyanya tidak terlalu banyak
mengambil waktu untuk komentar dan tidak fungsional. Kedua dia harus mengatur
waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik oleh penyaji maupun oleh peserta.
Oleh karena itu, dia harus punya keberanian menginterupsi pembicaraan seseorang
atau mengingatkan orang yang waktu dengan tetap secara santun segaligus tetap
tegas tegas.
Semua hal yang terungkap selama forum berjalan
perlu dicatat secara rapi oleh notulen. Hasil catatan yang telah ditata ringkas
sebaiknya dicetak dan dibagikan kepada semua orang yang terlibat Hal ini
memberikan kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskan jika ada
hal-hal yang kurang tepat.
Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi
yang digunakan bekerja dengan baik. Dia harus melakukan pengecekan akhir
sebelum forum dimulai, dan secara teratur mengontrol jalannya forum dari segi
teknologi. Apabila terjadi sesuatu pada teknologi, dia harus bertindak
menyelamatkan jalannya kegiatan.
Presentasi ilmiah pada intinya adalah
mengomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah. Di dalam
pelaksanaannya berlaku prinsip-prinsip komunikasi. Beberapa prinsip komunikasi
berikut dapat dipertimbangkan oleh penyaji.
a)
Mengurangi gangguan komunikasi seperti antisipatif.
1.
memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak,
2.
memperlihatkan tingkat kapasitas peserta ketika memilih
bahasa dan media,
3.
menghindari kemungkinan penafsiran ganda ungkapan yang
dipilih,
4.
berpikir positif tentang peserta,
5.
membuat peseta merasa nyaman, berterima, dihormati, dan
dihargai,
6.
mempertimbangkan budaya peserta,
7.
bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain
yang berbeda, memastikan pilihan kostumnya sudah sesuai dan tepat dengan forum.
b)
Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi.
1.
Memastikan bahwa suaranya terdengar oleh seluruh peserta
2.
Memastikan bahwa penyaji dapat dilihat oleh seluruh
peserta.
3.
Menjadi penyimak/pendengar yang baik.
4.
Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari
klasifikasi dll,
5.
Mendorong peserta untuk aktif terlibat,
6.
Merespon pada kebutuhan peserta,
7.
Menggunakan media yang menarik dan tepat guna.
4.2 Teknik dalam Melakukan Presentasi.
Teknik presentasi merupakan suatu elemen pentig didalam
melakukan presentasi. Teknik presentasi ditafsirkan dalam bermacam-macam penafsiran.
Presentasi untuk bidang karya ilmiah, misalnya disampaikan dengan cara
mendemonstrasikan hasil karya tersebut sehingga dipahami oleh audience. Akan
tetapi, akhirnya berhasil disepakati bahwa bahasan tentang teknik (penyajian)
presentasi dan media interaktif adalah cara seseorang menyajikan penjelasan terhadap
data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik disajikan di muka audience dengan
bantuan alat peraga berupa slide show, program aplikasi yang menyajikan
informasi interaktif yang dapat diakses secara personal, maupun presentasi dalam
bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua penerima informasi.
Untuk melakukan
presentasi ilmiah yang menarik, sangatlah penting, apalagi dalam era teknologi
informasi saat ini, presentasi ilmiah dengan multimedia sudah merupakan
kebutuhan karena beberapa alasan.
·
Presentasi akan menjadi menarik,
·
Penyaji dapat menghemat waktu
·
Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang
dikehendaki secara menarik
·
Peserta langsung dapat mengkopi file presentasi jika
diperlukan
·
Penyaji sangat dienakkan denganhanya membawa bahan dalam
flashdisk
·
Bahan presentasi dapat dibuat sangat ringkas
Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi ilmiah perlu
dipersiapkan dengan baik. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyiapkan
bahan presentasi:
1.
Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas.
2.
Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian rutut dan
runut (koheren dan kohesif)
3.
Kerangka pikir perlu diungkapkan dan disajikan dalam
bentuk diagram atau bagian alir untuk menunjukkan alur penalarannya.
4.
Tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran
huruf dan gambar yang memadai.
5.
Pilih rancangan slide yang cocok (pehatikan kontras
warna)
6.
Penayangan uji coba untuk memastikan bahwa semua bahan
dalam slide terbaca oleh seluruh peseta yang berada dalam ruangan
7.
Cetak bahan untuk dipakai sebagai pegangan peserta dalam
penyajian.
Adapun teknik presentasi yang perlu diperhatikan.
1.
Presentasi melalui SLIDE
SHOW Menggunakan PowerPoint
Agar topik bahasan lebih terfokus, buku ini hanya
akan membahas teknik melakukan persiapan suatu presentasi melalui slide show
dengan bantuan program Microsoft Office PowerPoint. Tulisan ini tidak
dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi yang belum mengenal cara
penggunaan PowerPoint secara umum, namun lebih ditekankan untuk memberikan panduan
lebih terarah pada bagaimana mempersiapkan materi presentasi, teknik penyajian
dalam bentuk slide show, serta beberapa saran teknis mempersiapkan slide show
dengan fasilitas yang ada pada PowerPoint agar diperoleh hasil yang maksimal.
2.
Unsur-Unsur dalam Sebuah
Presentasi
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya
terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya.
Yang pertama dan mestinya yang paling
utama adalah Presenternya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi
secara langsung di depan audience.
Yang kedua materi yang disampaikan,
yaitu bahan yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya.
Yang Ketiga adalah sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama
adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Oleh karena
fokus kita membicarakan teknik presentasi dengan Power- Point, maka yang
dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentuk
slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show
tersebut meliputi LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar
dan jumlah audience yang cukup banyak).
Yang keempat, tentu saja audience
yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di
atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya,
atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai
sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses
sebagaimana yang diinginkan.
3.
Presenter, Penyaji
Informasi
Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan
sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat
menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan
survey yang hasilnya dimuat di majalah- majalah yang menyatakan bahwa ketakutan
nomor satu•) dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga
merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia
diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking).
Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah
dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga
bukan ketakutan lagi, melainkan kebanggaan ketika seseorang tampil di muka
publik maupun di muka client dengan bahan presentasi yang bagus
4.
Materi Presentasi
Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya
merupakan bobot yang paling menentukan, walaupun tidak semua orang pernah mengalami
atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak mau harus ia hadapi seperti
kedua contoh berikut ini. Jika materi presentasi yang akan dipaparkan di depan
audience adalah masalah yang gawat. Seorang yang bertugas sebagai juru bicara
harus menjelaskan shcema kebijaksanaan pembangunan jalan raya yang sangat
vital, di mana harus dilakukan pembebasan tanah warga dengan pembayaran ganti
rugi yang nilainya jauh di bawah keinginan warga. Warga sangat geram mendengar
rencana ini. Presentasi ini diprediksi akan dihadiri oleh puluhan warga yang dalam
keadaan emosi. Contoh yang kedua adalah materi presentasi pelatihan pembekalan yang
akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kenaikan jabatannya.
Wah, jelas bedanya seperti api dan air.
Mudah-mudahan pembaca hanya akan menerima tugas untuk menyampaikan materi jenis
yang kedua saja, atau setidaknya yang berada di antara kedua contoh di atas.
Kalau Anda seorang pengajar atau dosen yang akan menyusun presentasi bahan
pelajaran, mestinya unsur materi dalam presentasi ini bukan menjadi masalah
yang perlu dibahas lebih jauh lagi. Namun, Anda masih harus mempelajari unsur
lainnya.
5.
Slide Show Itu Sendiri
Bagaimana sebuah slide show mampu memegang peranan
dalam sebuah presentasi, mungkin di sinilah topik yang ingin disampaikan dalam
buku ini. Sementara unsur-unsur lain adalah pertimbangan- pertimbangan yang
harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Yang perlu Anda ingat bahwa sebuah
presentasi berupa slide show bisa berdiri sendiri dalam suatu stand pameran,
atau sarana iklan maupun informasi di tempat-tempat umum tanda kehadiran seorang
presenter. Di sini jelas kekuatan daya tarik dari materi danteknik penyajian
slide show tersebut yang paling utama dan paling menentukan.
6.
Audience yang Menjadi
Sasaran Informasi
Audience, hadirin, atau penonton seringkali
dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah acara presentasi. Namun, sejujurnya
reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi dapat memperlihatkan berhasil
atau tidaknya presentasi itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa audience di kalangan
orang kita ini adalah tipe hadirin yang cool. Sekalipun presentasi yang
dilakukan amat buruk kualitasnya, setidaknya mereka jarang yang protes. Reaksi
dari audience yang bisa ditangkap adalah apakah pandangan mata mereka “terhanyut”
dalam mengikuti slide dan uraian presenter, atau sebaliknya mereka hanya
mendengar suara presenter tanpa memandang ke layar? Hal ini bisa terjadi bila
tampilan slide amat buruk dan ”menyiksa” mata audience. Yang lebih buruk lagi
apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu sama lain, maka ketiga
elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi. Pernahkah Anda
melakukan presentasi kemudian setelah selesai audience mengerumuni Anda
seolah-olah masih kurang puas (maksudnya masih ingin nambah lagi informasi dari
Anda) dan mereka minta izin untuk meng-copy file slide presentasi Anda ke flash
disk mereka. Seharusnya Anda boleh merasa bangga karena itu adalah sebagian
dari indikasi bahwa presentasi yang Anda bawakan berhasil.
Jadi, jangan sepelekan audience Anda karena
merekalah target Anda. Audience Andalah tolok ukur keberhasilan Anda dalam menyampaikan
presentasi dan mempersiapkan ketiga unsur lainnya. Bisa jadi, kondisi tadi
menggambarkan presentasi Anda sulit dicerna oleh audience sehingga mereka
merasa perlu membaca ulang slide presentasi Anda dan menjabarkan sendiri dengan
cara mereka sendiri.
Selain
itu, dibawah ini terdapat berbagai tips menjadi seorang presenter super dalam
presentasi ilmiah. (Susi Sundiasih, 2009 dari http://andaniharduning.blogspot.com/)
a. Antusias, menampilkan semangat hidup diri
b. Berwibawa, menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu
c. Positif, melihat peluang dalam setiap saat
d. Supel, mudah menjalin hubungan dengan peserta
e. Humoris, berhati lapang, tetap mengikuti irama
f. Kreatif, menemukan banyak cara
g. Fasih, berkomunikasi dengan jelas, fasih dan benar
h. Tulus, memiliki niat dan motivasi positif
i. Interaktif, hubungan pembicara peserta hidup
j. Mampu memotivasi, mengairahkan pendengar, membangun harapan
4.3 Cara Berpidato
Sebagai insan terpelajar mahasiswa
dituntut memiliki kinerja yang memuasakan dalam semua aspek kehidupan, baik di
kampus maupun di tengah masyarakat. Selain mampu menulis beragam karya ilmiah
dan mempersentasikannya dengan baik, mahasiswa juga dituntut mampu berpidato
apabila diperlukan. Dalam kenyataannya, baik di kampus maupun di tengah
masyarakat, kemampuan berpidato dibutuhkan oleh mahasiswa. Untuk itu,
pengembangan kemampuan berpidato perlu dilakukan walaupun porsinya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah. Melalui upaya
ini diharapkan tampilan mahasiswa dalam
erpidato benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai insan yang
terpelajar.
Berpidato merupakan salah satu wujud
kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud kegiatan berbahsa lisan,
berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa
lisan yang didukung aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi badan, gerak isyarat,
sikap, kontak pandang dll). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan
menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta
memanfaatkan aspek-aspek nonkebahasaan yang dapat mendukung efektivitas dan
efisiensi pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.
Setiap orang yang hendak berpidato pasti
berusaha dan berharap pidato yang disampaikan dinilai oleh pendengar sebagai
pidato yang baik. Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria, diantaranya
:
a.
Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung;
b.
Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar;
c.
Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara;
d.
Isi jelas, benar, dan objektif;
e.
Bahasa yang digunakan mudah dimengerti pendengar, serta
f.
Disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan
urutan berpidato secara umum diawali dari oembukaan, sajian isi, dan penutup.
Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang
hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran
gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. sebagai hasil penjabarn
gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan.
Sementara penutup pidato berisi penegasn kembali gagasan pokok yang telah
dipaparkan dan terima kasih kepada semua pihak.
Etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yaqng perlu
diperhatikan dan dijunjung ketika seseorang berpidato. Nilai-nilai (values) yang patut diperhatikan adalah :
a.
Tidak menyimggung perasaan orang lain;
b.
Upaya menghargai dan membangun optimisme pendengarnya;
c.
Sikap jujur dan terbuak, dan
d.
Rasa empati dan persahabatan
Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan berpidato yang
akan dilakukan memang dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan
itu dilakukan secara spontan tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum
kegiatannya dilakukan. Hakikat menulis pidato adalah menuangkan gagasan ke
dalam bentuk bahsa tulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato.
Pilihan kosakata dan kalimat serta paragrafnya sesungguhnya tidak jauh berbeda
dengan ketika seseorang menuliskan naskah (ilmiah) yang lain. Situasi resmi dan
tidak resmi akan menentukan pilihan kosakata dalam menulis naskah pidato.
sekalipun naskah pidato itu merupakan bahsa tulis, ia tetap merupakan bahasa
tulis yang akan dilisankan sehingga konteks kelisanan perlu diperhatikan.
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah
dipersiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah
pidato di depan hadiranm, melainkan perlu juga menghidupkan dan menghangatkan
suasana. Untuk menciptakan interaksi yang hangat dengan para pendengar. Untuk
itu, sesorang yang akan berpidato harus mampu menganalisis situasi dan
memanfaatkan hasil analisisnya itu untuk menghidupkan suasana ketika ia
berpidato. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan
membacakan naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan
penambahan-penambahan sepanjang waktu yang disediakan memadai. Yang terpenting,
penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat menghangatkan suasana, dan
bermanfaat, serta dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka hasil yang dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1)
Dalam melakukan presentasi ilmiah perlu diperhatikan tiga
hal: (1) Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai.
Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan
tertulis juga (baik bahan penuh dalam bentuk makalah maupun bahan bahasan
presentasi power point). Jika diperlukan, bahan disertai dengan ilustrasi yang
relevan. (2)Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk hal ini
penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan
oleh moderator. (3) Penyaji menaati etika.
2)
Teknik dalam melakukan presentasi adalah dengan
memanfaatkan teknologi saat ini dengan menggabungkan antara tata cara penyajian
lisan yang baik dengan sarana multimedia yang akan sangat membentu selama
proses presentasi.
3)
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan
urutan berpidato secara umum diawali dari oembukaan, sajian isi, dan penutup.
Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang
hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran
gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. sebagai hasil penjabarn
gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan.
Sementara penutup pidato berisi penegasn kembali gagasan pokok yang telah
dipaparkan dan terima kasih kepada semua pihak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan maka saran
kami:
·
Penyajian lisan
sangat penting dalam duniamahasiswa dimana kita akan selalu dituntut untuk
menampilkan karya-karya yang telah kita buat. Penyajian lisan yang baik
merupakan hal yang diharapkan, sehingga diharapkan kepada mahasiswa agar
mengetahui tata cara penyajian lisan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajaran Bahasa
Indonesia Universitas Hasanuddin.2008.Bahasa
Indonesia.Makassar: UPT MKU UNIVERSITAS HASANUDDIN
http://kasdiharyanta-kasdih.blogspot.com/search/label/presentasi%20ilmiah (download 11
September 2012)
http://presentasi.gafura.net/ (download 11
September 2012)