BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu
organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu
keseimbangan alam. Pada rantai makanan, bayangkan jika salah satu mata
rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini.
Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban. Sistem
reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran
rreproduksi jantan, kelenjar asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris
(pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina
terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran
reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva)
dan kelenjar susu.
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena
tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda
menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan
akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi
eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh
(fertilisasi interna). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna
dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang
berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk lebih
jelasnya bagaimana perbandingan anatomi sistem reproduksi hewan vertebrata
yang meliputi amphibi, aves, reptil, mamalia, dan pisces.
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dibuatlah makalah yang berjudul “Bentuk morfologi dan
anatomi alat reproduksi jantan pada vertebrata”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada pisces?
2.
Bagaimanakah bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada amphibi?
3.
Bagaimanakah bentuk morfologi
dan anatomi alat reproduksi jantan pada reptil?
4.
Bagaimanakah bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada aves?
5.
Bagaimanakah bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada mamalia?
C. Tujuan
Adapun
tujuan yang akan dicapai adalah :
1.
Untuk mengetahui bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada pisces.
2.
Untuk mengetahui bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada amphibi.
3.
Untuk mengetahui bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada reptil.
4.
Untuk mengetahui bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada aves.
5.
Untuk mengetahui bentuk
morfologi dan anatomi alat reproduksi jantan pada mamalia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi dan Anatomi
Alat Kelamin Jantan pada Pisces
Ikan adalah
anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas
dengan insang. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlahspesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Untuk
meneruskan keturunan tentu saja ikan perlu bereproduksi.
Pada dunia perikanan, organ dalam pada ikan ini biasa disebut Gonad.
Pada betina memiliki Ovary dan pada jantan memiliki Testis.
Testis
·
Testis adalah organ
reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang
belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta
dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit).
Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi
perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju
celah/ lubang urogenital.
·
Testis berjumlah
sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium.
Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan
seringkali berlobus.
·
Saluran reproduksi,
pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan
testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen.
Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula
seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus
deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran
dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan
di dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization).
Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external
fertilization).
Secara morfologi alat kelamin ikan jantan dan betina berbeda,
misalnya saja ikan baung. Jenis
kelamin ikan baung dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan membelah perut
dan memeriksa gonadnya dan dengan mengamati ciri-ciri morfologis. Gonad ikan
baung betina dan ikan baung jantan terletak di rongga perut bagian dorsal
intestin. Gonad ikan baung barn dapat diperiksa setelah ikan baung tersebut
berukuran 90 g atau kira-kira panjangnya 20 cm. Oleh karena itu, ikan baung
yang lebih kecil dari ukuran tersebut dapat dibedakan dengan mengamati lobang
genital (genital pore).
Gambar 3. Alat kelamin ikan baung jantan (A) dan
Betina (B)
Pada ikan baung jantan, lobang genital agak memanjang
dan terdapat bagian yang meruncing ke arah caudal. Alat ini merupakan alat
bantu untuk mentransfer sperma. Sedangkan pada ikan betina, lobang genitalnya
berbentuk bulat. Lobang genital ini akan berwama kemerah-merahanjika ikan baung
betina tersebut telah mengandung telur pada TKG V. Kromosom berjumlah 23 pasang
yang terdiri atas 2 pasang kromosom metasentrik, 6 pasang kromosom akrosentrik,
dan 15 pasang kromosom telosentrik.
Contoh lain pada ikan catfish Conorhynchus
conirostris (Valenciennes)
yang merupakan ikan endemik di San Fransisco. Testis C.
conirostris memiliki volume kecil dan indeks gonado-somatik (IG, IG ¼ 100
MTM? 1) selalu <0 5="" alat="" albuginea="" atau="" bagian="" dan="" dari="" dengan="" di="" didukung="" digitiform="" dikelilingi="" dipancarkan="" dipasangkan="" dorsal="" ikan="" ikat="" jantan="" jaringan="" ke="" kelamin="" massa="" mesorchia.="" o:p="" oleh="" organ="" pada="" panjang="" pembatasan="" pinggiran="" proyeksi="" rongga="" selom="" seluruh="" seminiferus="" sepanjang="" septa="" spermatocysts.="" terdiri="" terletak="" tersebut="" testisnya="" tubuh="" tubuhnya.="" tubulus="" tunika="" yang="">0>
Sistem reproduksi jantan C. conirostris. (a) morfologi kasar testis berumbai. x1·3. Skala
bar ¼ 1 cm. (b) Penampang testis menunjukkan proyeksi digitiform (®) dan saluran sperma (SD) diisi dengan spermatozoa.
Hematoksilin eosin - ; x50 . (c) pinggiran testis menunjukkan anastomosis (►) antara
tubulus seminiferus Toluidine blue- sodium borate , . X100 (d) Ultrastruktur sel
germinal : spermatogonia primer ( G1 ) , spermatogonia sekunder ( G2 ) ,
spermatosit primer ( C1 ) danspermatosit sekunder ( C2 ) , MC , sel myoid , S ,
sel Sertoli . x2400. Inset : (®) Fibril kolagen melekat pada membran plasma sel myoid
(MC). X5000. (e) spermatid dengan inti kental (N) , implantasi fossa (*) dan
flagela (®) . x14 250. (f) bagian Longitudinal spermatozoa
dengan inti berbentuk U (N) di kepala , dan midpiece pendek . x12 750 .
Sisipkan : ultrastruktur flagela menunjukkan mikrotubulus dalam 9þ2 pengaturan
axonemal . x266 00. (g) Ultrastruktur saluran sperma menunjukkan sel epitel
dengan mikrovili (►) dan inti ( N ) didukung oleh lamina propria (*) Dengan
fibril kolagen dan sel myoid . x1615 . (h) Spermatozoa ( Z ) dan vesikel
sekretori (*) dalam saluran sperma . x11.000 . ( i ) Ultrastruktur papilla
genital dengan sel mukosa pada berbeda fungsional tahap ( 1 , 2 dan 3 ) ; ! ,
membran basal , MC , sel myoid . x1715.
B. Morfologi dan Anatomi
Alat Kelamin Jantan pada Amphibi
Kelompok amfibi, misalnya katak,
merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat
kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak
jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan
diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang
telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan
ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Sistem
kemih terdiri dari ginjal katak, ureter, kandung kemih, dan kloaka. Ginjal
adalah organ yang mengekskresikan urin. Terhubung ke setiap ginjal adalah
sebuah ureter, tabung melalui urin masuk ke dalam kandung kemih, kantung yang
menyimpan urin sampai lolos keluar dari tubuh melalui kloaka. Organ dari sistem
reproduksi laki-laki adalah testis, saluran sperma, dan kloaka. Mereka dari
sistem perempuan indung telur, saluran telur, uteri, dan kloaka. Testis
menghasilkan sperma, atau sel kelamin laki-laki, yang bergerak melalui saluran
sperma, tabung yang membawa sperma ke kloaka, dari yang bergerak sperma di luar
tubuh. Indung telur menghasilkan telur, atau sel kelamin perempuan, yang bergerak
melalui saluran telur ke uteri, kemudian melalui kloaka luar tubuh.
Anura
Mayoritas
anurans, saat ini termasuk hampir 6000
spesies (AmphibiaWeb 2010), praktek fertilisasi eksternal, dan dengan
demikian tidak memiliki pengaturan kloaka laki-laki khusus memfasilitasi
pemindahan sperma langsung (baru-baru ini dirangkum oleh Wells 2007). Selama
sanggama, jantan memegang betina dengan lengan mereka (disebut amplexus). Dalam
kebanyakan kasus, sperma secara langsung dirilis pada telur yang menonjol dari
kloaka betina, tetapi dalam beberapa kasus pembuahan berlangsung tanpa
amplexus. Pembuahan internal jarang di antara anurans, dan sebagian besar
terhubung ke viviparity atau mekanisme kompleks lainnya pengasuhan.
Gambar : Morfologi reproduksi anurans dan salamander
. (A) amplexus Inguinal dari Ascaphus
truei . (B) jantan Ascaphus truei.
"Ekor ", perpanjangan kloaka, dapat dimasukkan ke dalam kloaka betina
selama amplexus, dipandang dari ventrolateral. (C) jantan Mertensophryne micranotis ( Anura : Bufonidae ), kiri , melihat
punggung dan kloaka, tepat, tampilan ekor (D) amplexus cephalic dari Notophthalmus viridescens ( Urodela :
Salamandridae ). Jantan menangkap leher
betina itu sementara mengipasi feromon menuju lubang hidungnya. ( E ) daerah
kloaka dari lentic Cynops pemuliaan pyrrhogaster ( Urodela : Salamandridae ) .
itu kloaka jantan ( kiri) sangat bengkak dibandingkan dengan perempuan ( kanan)
( F ) daerah kloaka dari lotic pemuliaan Euproctus
montanus ( Urodela : . Salamandridae). jantan (kiri) memiliki tonjolan
kloaka (cp) yang merupakan pseudopenis ( pp ) , sedangkan kloaka betina
berbentuk agak kerucut dan pembukaannya terletak bagian perut ( kanan). (G)
amplecting
sepasang Calotriton arnoldi (Urodela
: Salamandridae ). Jantan menangkap badan betina dengan ekornya.
Urodela
Mayoritas
590 spesies urodeles menunjukkan pembuahan internal, sementara jantan dari
keluarga basal Hynobiidae, Cryptobranchidae, dan mungkin Sirenidae, mengalami
pembuahan eksternal (dirangkum dalam Duellmann & Trueb 1994; Wells 2007).
Perilaku percumbuan kompleks dan rumit dari kebanyakan salamander meliputi
pengendapan spermatophore oleh jantan, yang kemudian diterima oleh betina.
Sebuah organ intromittent benar dalam salamander kurang, meskipun mentransfer
sperma langsung dapat ditemukan dalam satu spesies - sungai Korsika newt
Euproctus montanus, pembibitan endemik lotic pulau Corsica. Kloaka dari kadal
air sungai laki-laki menyerupai tonjolan berbentuk kerucut (Gambar 1F). Ruang
kloaka host "pseudopenis", papilla mencolok luas, yang dapat
evaginated selama. Jantan menangkap betina selama amplexus, memegang ekornya
dengan rahang dan membungkus ekornya sekitar batang nya, sementara
memproyeksikan kloaka mundur nya diposisikan dekat dengan yang betina.
Gymnophiona
Berbeda dengan semua salamander (dengan
pengecualian Euproctus montanus) dan katak (dengan pengecualian Ascaphus ssp.),
Kloaka Sesilia jantan lebih dekat melalui ventilasi/lubang angin dan beroperasi
sebagai organ intromittent atau lingga, struktur unik di antara tetrapoda. Sebaliknya,
kloaka sangat kompleks dan beragam. Kloaka Sesilia jantan adalah tabung
memanjang terbagi dalam dua kamar berbeda. The urodeum tengkorak agak sederhana
dibangun, bantalan punggung membujur, dan terhubung ke usus dan saluran urogenital,
yang masuk setelah lekungan U.
Gambar : Morfologi kelamin amfibi
Sesilia. (A) laki-laki indistincum Chthonerpeton menunjukkan lingga everted,
(B) Geotrypetes seraphini (Gymnophiona: Caeciliidae), lateral (kiri), dorsal
(pusat) dan ventral (kanan) melihat lingga everted, (C) Typhlonectes natans
(Gymnophiona: Typhlonectidae), (D) Scan kloaka betina
C. Morfologi dan Anatomi
Alat Kelamin Jantan pada Reptil
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam
ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil
jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Gambar : sistem genetalia pada
reptil
Sistem Genitalia Jantan
a.
Testis
berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang,
dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis
terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b.
Saluran reproduksi,
duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan
menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan
tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen
bersatu dengan
ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek.
Sistem Reproduksi pada kadal jantan terdiri dari sepasang testis yang
berbentuk bulat telur dimana kedua letak testis ini berbeda, testis sebelah
kanan letaknya lebih tinggi daripada testis sebelah kiri. Saluran efferen tidak
tampak, bermuara pada saluran epididimis dari testis sebelah bawah dan selanjutnya
menjadi duktus differen. Kadal jantan memiliki alat penyalur sperma yang
dikenal dengan nama hemipenis yang berjumlah dua buah hemipenis, terdapat
disisi kiri kanan lubang kloaka agak ke pangkal ekor. Melihat hemipenis bisa dilakukan dengan cara memijat dan
menekan pangkal ekor kadal tersebut.
Lingga buaya adalah organ berpasangan yang biasanya tersembunyi di dalam
celah kloaka gondrong. Ini terdiri dari proses kerucut seperti anterior septum
kloaka ventral. Untuk kawin,
penis menonjol dari kloaka dan hampir semicircularly membungkuk ke arah venter
tersebut. Dalam kondisi ini, alur sperma berpaling dari venter tersebut.
Gambar : Penonjolan penis dari Paleosuchus trigonatus dengan panjang tubuh
115 cm
Gambar : Skema Kloaka buaya jantan
Penis dari anakan selalu besar
(dengan panjang rata-rata 4,1 mm), bulat dan merah. Berikut gambar organ
genetalia bagian luar pada Alligator mississippiensis.
D. Morfologi dan Anatomi
Alat Kelamin Jantan pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan
ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi
tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung
oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Organ reproduksi pada aves misalnya
ayam. Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang
testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada
kloaka (Cl), secara lengkap ditunjukkan oleh Nesheim et al. (1972)
pada gambar berikut:
Gambar
: Organ reproduksi dan urinari pada ayam
jantan
·
Testis
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah
punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna
kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti
hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979).
Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet
jantan disebut sperma (Nalbandov,
1990).
·
Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan
terletak pada bagian sebelah dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan
sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.
·
Duktus deferens
Jumlahnya sepasang, pada ayam
jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok.
Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral
urodeum.
·
Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens
berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal
kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi
Burung jantan
memiliki sepasang testis di perut yang terletak cranioventral ke lobus ginjal
pertama. Testis meningkat tajam ukurannya selama musim kawin. Vas deferens
muncul ke medial dan melewati kaudal ke kloaka di mana ia memiliki bukaan umum
dengan ureter di Urodeum. Terminal vas deferens bengkak sebagai organ
penyimpanan: seminal glomus (atau vesikula seminalis seperti pada gambar di
sebelah kanan). Seperti pada mamalia, pembentukan sperma adalah suhu sensitif,
dan pematangan dibantu oleh tetes malam hari suhu, atau dengan pengembangan
buah zakar seperti pembengkakan thermoregulatory eksternal memegang glomera
mani.
Selain itu,
burung jantan cenderung memiliki cadangan sperma extragonadal relatif rendah
dan sperma diproduksi pada testis setelah ejakulasi.
Gambar :
tonjolan kloaka
Volume Testis
meningkat sebanding dengan ukuran tubuh. Berdasarkan ukuran tubuh, Volume
testis yang terendah untuk burung pada usia 1 dan 2 tahun tetapi tidak
bervariasi dengan usia untuk jantan berusia 3 tahun atau lebih. Burung
menempati koloni parasit-bebas (difumigasi) memiliki testis lebih besar secara
signifikan daripada burung di lokasi nonfumigated. Volume Testis meningkat
secara signifikan dengan ukuran koloni burung. Hasil ini menunjukkan bahwa
dalam suatu spesies testis lebih besar disukai di lingkungan sosial yang lebih,
mungkin mencerminkan respon terhadap peningkatan tingkat kopulasi pada pasangan
yang lebih dari satu.
Gambar : Alat
Reproduksi Jantan burung Merpati
Ukuran testis
secara signifikan lebih besar dalam spesies yang berkembang biak secara kolonial
dari pada spesies yang berkembang biak solitarily, menunjukkan bahwa kepadatan
pemuliaan lebih tinggi dikaitkan dengan persaingan sperma yang lebih besar.
Setelah mengontrol efek filogenetik dan variabel ekologi lainnya, ukuran testis
juga lebih besar dalam taksa yang tidak berpartisipasi dalam memberi makan
anak-anak mereka. Taksa monogami memiliki testis lebih kecil dari taksa dengan
beberapa pasangan, dan ukuran testis cenderung meningkat dengan ukuran kopling,
yang menunjukkan bahwa deplesi sperma mungkin memainkan peran dalam evolusi
ukuran testis. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ekologi dan perilaku
tradisional, seperti sistem kawin sosial, kepadatan pembibitan dan perawatan induk
jantan dapat menjelaskan sebagian besar variasi dalam kompetisi sperma pada
burung.
Jantan dalam
beberapa spesies, termasuk sebagian besar unggas air & burung unta, memiliki
organ intromittent, yang mana jantan lain tidak memilikinya. Organ ini disebut
phallus atau lingga.
Sebagai
contoh pada gambar di atas dimana (A) Duck Harlequin (Histrionicus histrionicus) dan (B) Angsa Afrika (Anser cygnoides), dua spesies dengan
lingga pendek dan tidak ada sanggama paksa, di mana betina mempunyai vagina
sederhana. (C) itik ekor panjang (Clangula
hyemalis), dan (D) Mallard (Anas
platyrhynchos), dua spesies dengan lingga panjang dan tingkat tinggi
sanggama paksa, di mana betina mempunyai vagina yang sangat rumit (ukuran bar =
2 cm). ] = Phallus, * = Testis, bintang = dasar Muscular dari lingga
laki-laki,> = batas atas dan bawah dari vagina.
Penonjolan lingga
dan histologi untuk menggambarkan untuk pertama kalinya morfologi fungsional
dari penis burung. Penonjolan penis bebek Muscovy 20 cm adalah eksplosif,
mengambil rata-rata 0,36 detik, dan mencapai kecepatan maksimum 1,6 m detik-1.
Kolagen matriks penis sangat tipis dan tidak diatur dalam array
aksial-orthogonal, sehingga penis yang fleksibel ketika ereksi. Untuk menguji
hipotesis bahwa hal baru alat kelamin betina membuat jalan masuk sulit selama
sanggama paksa, Brennan et al. (2010) menyelidiki eversi penis ke dalam tabung
kaca yang disajikan tantangan mekanis yang berbeda untuk eversi. Eversi terjadi
berhasil dalam tabung lurus dan spiral tabung berlawanan yang cocok dengan
kiralitas penis unggas air, tapi eversi secara signifikan kurang berhasil dalam
tabung kaca dengan spiral searah jarum jam atau sudut 135°, yang menirukan
geometri vagina betina. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa bebek memiliki kompleksitas
fungsi vagina untuk mengecualikan penis saat sanggama paksa, dan coevolved
dengan penis unggas air melalui konflik seksual antagonis.
E. Morfologi dan Anatomi
Alat Kelamin Jantan pada Mamalia
Semua jenis mamalia, misalnya sapi,
kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan
dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal.
Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina
dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin
betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah
sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan
melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga
bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam
serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang
telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada
dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses
pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat
makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta
(ari-ari) dan tali pusar.
Penis adalah organ sanggama laki-laki. Hal ini terbentuk dari tiga bagian,
dua Corpora cavernosa, yang terdiri dari jaringan luas dan jaringan ikat
selubung tunika albuginea, dan single Corpus spongiosum yang berisi uretra
terbungkus dalam lengan jaringan pembuluh darah. Ada dua jenis penis: the
musculovascular dan penis fibroelastik.
Struktur
·
Corpus
cavernosum : corpus cavernosum terdiri dari kolom dipasangkan jaringan
kavernosa yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang dikenal sebagai krura dari
penis atau kavernosum .
Pada anjing, corpus cavernosum distal berubah menjadi
tulang untuk membentuk penis Os yang memainkan peran penting dalam anjing
mencapai intromission dengan jalang selama sanggama .
·
Corpus
spongiosum : Corpus spongiosum adalah lengan jaringan pembuluh darah yang
mengelilingi uretra. Ini dimulai pada bola penis sebagai pembesaran jaringan
spons uretra panggul. Pada akhir penis korpus spongiosum memperluas di ujung
distal corpus cavernosum untuk membentuk kelenjar penis, membawa uretra ke
ujung penis. Ada variasi yang besar dalam morfologi glans penis antara spesies
yang sering berhubungan dengan saluran morfologi perempuan. Misalnya penis babi
" pembuka botol" glans sesuai dengan banyak tonjolan interdigitating
serviks babi itu . Glans penis sangat diisi dengan saraf-saraf .
·
Kulup
: Preputium adalah selubung kulit yang menutupi penis ketika lembek dan
dibentuk oleh invaginasi kulit perut . Prepuce adalah berbulu dan mengandung
banyak smegma mensekresi kelenjar penting untuk pelumasan antara batang penis
dan prepusium selama sanggama . Dalam prepuce adalah berbagai jumlah serat otot
lurik , otot prepucial kranial yang bertanggung jawab untuk mencabut preputium
dan otot-otot prepucial ekor bertanggung jawab untuk protracting preputium.
Morfologi
Kepala/glans Penis
·
Sapi
jantan - end sedikit berputar
·
Babi
hutan - pembuka botol berbentuk dengan benang tangan kiri
·
Ram
- ekstensi besar proses uretra
·
Kuda
jantan - Jamur berbentuk dengan sedikit penonjolan proses uretra
·
Anjing
- substansial glans penis yang dibagi menjadi bulbus glandis yang ditemukan
proksimal dan pars longa glandis ditemukan distal
·
Kucing
- berbentuk kerucut dengan Keratinised papila, diarahkan kaudal
Gambar
: Glans penis
Selanjutnya akan dibahas lebih
lanjut tentang alat kelamin hewan mamalia yaitu stallion/kuda jantan. Poros gerakan
dan glans penis memperpanjang cranioventrally daerah umbilikus dari dinding
perut. Tubuhnya berbentuk silinder tapi dikompresi lateral. Ketika diam, penis secara
perlahan, termanpatkan, dan panjang sekitar 50 cm. Lima belas sampai 20 cm
terletak bebas dalam preputium. Ketika maksimal tegak, penis sampai tiga kali
lebih panjang daripada saat berada dalam keadaan diam.
Gambar
: Ujung kranial penis di bagian median secara in situ di kuda, aspek medial. a,
penis corpus cavernosum, b, corpus spongiosum glandis, c, uretra, d, proses
uretra, e, fossa glandis, f, orifice preputial eksternal, g, rongga preputial
(internal), h, plica preputialis, i, preputium.
Gambar
: Representasi grafis dari saluran urogenital dari kuda tersebut. a, penis, b,
testis, c, ginjal, d, ureter, e, kandung kemih, f, duktus deferens, g, vesikula
seminalis, h, kelenjar prostat, i, kelenjar Cowper.
Gambar
: Penis kuda jantan yang diperpanjang (menonjol dari preputium), meninggalkan
aspek lateral. a, glans penis, b, bagian bebas dari penis, c, lampiran lapisan
tipis bagian dalam lipatan preputial ke penis, d, lapisan tipis bagian dalam
lipatan preputial, e, cincin preputial, f, lamina luar lipatan preputial; g,
lamina internal lipatan eksternal preputium, h, fossa glandis, i, proses
uretra, k, corona glandis, l, collum glandis.
Setelah
membahas tentang alat reproduksi kuda jantan, selanjutnya akan di bahas tentang
manusia. Dimana dibagi menjadi dua yakni genetalia interna pria dan genetalia
eksterna pria.
Genetalia Interna Pria
a. Testis
Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat
memproduksi sperma dan hormone reproduksi (testosterone). Testis berada di
dalam scrotum dan digantung oleh spermatic cord. Testis sebelah kiri cenderung
lebih rendah. Permukaan testis dilapisi oleh lapisan visceral tunika vaginalis
kecuali bagian testis yang menempel dengan epididymis dan spermatic cord.
Testis mempunyai lapisan luar berupa fibrosa yang kuat yang disebut tunika
albuginea. Tunika albuginea akan menebal membentuk mediastinum testis dan akan
memanjang membentuk septa. Septa membatasi lobula yang berada didalam testis.
Testis dibagi menjadi 200-300 lobula, yang masing-masing lobula tersebut
berisi 1-3 tubula seminiferous. Setiap tubula mempunyai
panjang sekitar 62 cm yang menggulung dan tersusun secara padat di dalam
testis. Bagian posterior tubula terhubung dengan plexus yang masuk ke
dalam rete testis yang kemudian akan penetrasi kedalam tunika albuginea di
bagian atas testis. Setelah itu menuju bagian head epididymis yang dibentuk
oleh duktus eferen. Duktus eferen berfungsi untuk membentuk satu tuba yang akan
membentuk body dan tail epididymis.
Vaskularisasi:
·
Arteri : berasal dari
abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri testicular. Arteri tersebut
akan bercabang dan berhubungan dengan arteri duktus deferen.
·
Vena :
membentuk pampiniform plexus dari bagian anterior duktus deferens dan
mengelilingi testis. Pampiniform plexus berfungsi sebagai thermoregulatory,
yaitu penjaga temperatur testis agar konstan. Vena testicular kanan akan menuju
vena kava inferior, sedangkan vena testicular kiri akan masuk ke vena renal
kiri.
b. Epididymis
Merupakan pipa halus yang berkelok-kelok,
masing-masing panjangnya 6 meter, yang menghubungkan testis dan vas deferens.
Epididymis adalah struktur perpanjangan dari bagian posterior testis. Duktus
eferen yang berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju
epdidymis. Epididymis dibentuk oleh duktus epididymis yang kecil dan melilit
secara padat. Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian
atas epididymis (head of epididymis). Epididymis berfungsi sebagai tempat
pematangan, penyimpanan dan sekresi.
Epididymis
terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
·
Head of epididymis :
dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.
·
Body of epididymis
·
Tail of Epididymis :
bagian epididymis yang akan menuju vas deferens.
Gambar : Tubulus testis dan
epididimis
c. Ductus
deferens
Merupakan perpanjangan saluran epididymis. Duktus
deferens mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga
memberikan struktur yang kuat. Dimulai dari bagian tail of epididymis yang
terletak di ujung bawah testis. Merupakan komponen utama spermatic cord. Masuk
ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal. Berakhir dengan menyatu
dengan duktus vesika seminalis untuk membentuk duktus ejakulatori. Bagian ujung
duktus deferens akan membesar yang disebut Ampulla.
Vaskularisasi:
·
Arteri :
berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan
arteri testicular.
·
Vena : berasal
dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian ujungnya menuju vena
vesicular plexus atau vena prostatic plexus.
d. Seminal
gland
Vesika seminalis mempunyai struktur memanjang yang
berada diantara bagian fundus bladder dan rectum. Vesika seminalis berada di
atas kelenjar prostat dan tidak menyimpan sperma. Ia hanya mensekresikan cairan
kental yang bersifat alkali, kelenjar tersebut juga mengandung fruktosa
(sebagai sumber energy untuk sperma) yang akan dicampurkan dengan sperma ketika
melewati duktus ejakulatori dan uretra.
Vaskularisasi:
·
Arteri :
berasal dari arteri vesical inferior dan middle rectal arteries.
·
Vena :
mengiringi arteri
e. Ejaculatory
ducts
Merupakan pembuluh kecil yang berasal dari gabungan
duktus vesika seminalis dan duktus deferens. Duktus ejakulatori mempunyai
panjang sekitar 2,5 cm. Walaupun saluran ini melalui kelenjar prostat, namun
sekresi prostat tidak bercampur dengan cairan seminal sampai duktus ejakulatori
berakhir di prostatic urethra.
Vaskularisasi:
·
Arteri : arteri yang
berasal dari duktus deferens
·
Vena :
bergabung dengan vena prostatic plexus dan vesical plexus
f. Kelenjar
prostat
Prostat merupakan kelenjar berbentuk piramida terbalik
yang dibungkus oleh kapsul fibro-muskuler yang terletak di inferior dari
kandung kemih. Berat normalnya: 18-20 gram, di dalamnya terdapat uretra pars
posterior yang panjangnya 2,5 cm, ukuran prostat 3,5 cm pada potongan
transversal basis dan 2,5 cm pada potongan ubulet dan antero-posterior.
Jaringan penyangga prostat di bagian depan adalah ligamentum puboprostatikum
dan di sebelah inferior oleh diafragma urogenital. Prostat di bagian belakang
ditembus duktus ejakulotorius yang berjalan oblique sampai menembus
veromontanum pada dasar uretra pars prostatika, tepat diproksimal dari sfinkter
uretra eksterna.
Secara makroskopis prostat terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat, organ ini menghasilkan ubule yang memberikan bau khas pada
semen.
Bagian-bagiannya :
·
Apex : bagian
terbawah dari prostat, terletak kira-kira 12 cm posterior dari tepi bawah
symphisis pubis.
·
Basis : bagian
prostat yang terletak pada bidang ubuletal setinggi pertengahan symphisis
pubis.
·
Permukaan
inferolateral : bagian yang convex yang dipisahkan dari facies superior
diafragma urogenital oleh plexus venosus.
·
Permukaan anterior:
dipisahkan dari symphisis oleh jaringan lemak retro pubic legamentum
pubo-prostatikum medialis melekat pada permukaan anterior ini.
·
Permukaan posterior :
datar dan berbentuk segitiga dimana terdapat median groove, permukaan posterior
ini dapat diraba dengan colok dubur.
Lobus prostat
Menurut klasifikasi dari Lowsley, prostat dibagi
menjadi 5 lobos, yaitu :
- Lobus
anterior
- Lobus
posterior
- Lobus
medialis
- Lobus
lateral kanan
- Lobus
lateral kiri
Secara
mikroskopis
Prostat terdiri dan 30-50 kelenjar ubule-alveolur
bercabang yang mengeluarkan sekretnya kedalam uretra pars prostalika pada saat
ejakulasi. Prostat dibungkus kapsul fibro-elastik yang banyak mengandung otot
polos, epithel pseudo komplek atau selapis silindris sampai kuboid rendah,
tergantung sekresi kelenjar, lamina basalis tipis, dibawahnya terdapat jaringan
ikat dan otot polos.
Saluran prostat mengeluarkan cairan berwarna putih
seperti susu dan merupakan 20% dari keseluruhan cairan semen.
Kelenjar prostat berperan dalam aktivasi sperma.
Vaskularisasi:
· Arteri
: berasal dari arteri iliac internal khususnya arteri vesical inferior,
internal pudendal dan middle rectal arteries.
· Vena
: membentuk prostatic plexus yang berasal dari vena iliac internal. Vena
tersbut akan menuju vena vesical plexus.
· Lymphe
: Aliran lympe dari prostat sebagian besar dialirkan ke Inn. Iliaca interna,
tetapi sebagian ada yang masuk ke Inn iliaca externa.
g. Bulbourethral glands
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan
kelenjar kecil kira-kira sebesar kacang kapri, berwarna kuning, terletak tepat
dibawah prostat. Saluran kelenjar ini panjangnya kira-kira 3 cm, dan bermuara
ke dalam uretra sebelum mencapai bagian penis. Sekresi dari glandula
bulbourethralis ini ditambahkan ke dalam cairan seminal. Glandula
bulbourethralis mengeluarkan sedikit cairan bersifat alkali atau basa sebelum
ejakulasi dengan tujuan untuk melumasi penis sehingga mudah masuk ke dalam
vagina.
Gambar
: Anatomi organ reproduktif pria
Genetalia
eksterna Pria.
a. Scrotum
Scrotum adalah struktur yang tertutup oleh kulit dan
merupakan tempat bergantungnya penis. Scrotum dibagi oleh septum yang terdiri
dari jaringan fibrosa menjadi dua ruangan yang masing-masing berisi 1 testis,
satu epididymis, dan bagian permulaan vas deferen. Scrotum berjumlah sepasang,
yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
Otot dartos berfungsi untuk menggerakan scrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur. Di dalam scrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu
beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
b. Penis
Penis terdiri dari akar (menempel pada dinding perut),
badan (merupakan bagian tengah dari penis), dan Glands penis (ujung penis yang
berbentuk seperti kerucut).
Dasar glands penis disebut korona. Pada pria yang
tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari
korona menutupi glands penis.
Badan penis terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan
spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah
yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus
uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu
rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi).
Gambar : Penampang melintang
penis
Kedua korpus kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat
yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang
padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia
buck. Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut
sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi
untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria
helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel.
Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh balik) yang
mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya mengalirkan darah
kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh.
Gambar : Morfologi Alat Kelamin
Pria
BAB III
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang diambil
dari makalah ini adalah
1.
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan
jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan jantan juga mengeluarkan
sperma dari testis yang disalurkan melalui saluran urogenital
(saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga
terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal).
2. Kelompok amfibi, misalnya
katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat
kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
3.
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar,
seperti ular garter dan kadal. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis,
yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu
testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
4. Kelompok burung merupakan
hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
5. Mamalia jantan dan betina
memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum
terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara
memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina
(vagina). Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam
skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang
bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari
kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media
tempat hidup sperma.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, I Ketut. 2008. Sistem Reproduksi Vertebrata. http://gurungeblog.com /2008/10/31/sistem-reproduksi-vertebrata/. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.45 WITA.
Adimagna. 2010. Sistem
Reproduksi. http://pertanian.uns.ac.id/
~adimagna/IlmuTernak%20UnggasReproduksi.htm. Diakses pada 18 Februari 2014 pukul 12.05 WITA.
Anonim. 2008. Mengenal
Ikan Baung. http://blog-terdalam.blogspot.com
/2008/09/bab-ii-mengenal-ikan-baung.html. Diakses pada 18 Februari 2014 pukul 13.40 WITA.
Dwinusa, Kartika Sari. 2013. Anatomi Kadal. http://kartikadwinusa.
blogspot.com/2013/04/anatomi-kadal.html. Diakses pada 18 Februari 2014 pukul 12.55 WITA.
Kuhnel, Susanne dkk.
2010. Evolutionary reproductive morphology of amphibians. Bonn zollogical bulletin vol. 57 pp.
119-126. Institut für Spezielle Zoologie und Evolutionsbiologie mit
Phyletischem Museum. Jerman.
Lopes, dkk. 2004. Male reproductive system
in the South American catfish Conorhynchus
conirostris. Journal of Fish Biology (2004) 64, 1419–1424. http://www.blackwell-synergy.com.
Radira. 2011. Organ
dalam Tubuh Katak Asli. http://radirablog.
blogspot.com/2011/04/organ-dalam-tubuh-katak-asli-dan-sistem.html. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.25 WITA.
Regina, Patty. 2009. Sistem Reproduksi pada Ikan. http://patology. wordpress.com/category/biology/. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.30 WITA.
Ritchisong. 2010. Avian Reproduction : Anatomy and the Bird Egg. http://people.eku.edu/ritchisong/avianreproduction.html. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.50 WITA.
Schuamer, James. 2013. Equine Medicine, Surgery, and Reproduction
Second Edition. Sunders elsvier.
Trisnadewi. 2011. Anatomi
Fisiologi Sistem Reproduksi. http://nanatrisna.
blogspot.com/2011/11/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.37 WITA.
Wikivet. 2014. Penis-Anatomy
and Fisiology. http://en.wikivet.net/Penis_-_Anatomy_%26_Physiology. Diakses pada 18 Februari 2014
pukul 12.37 WITA.
Ziegler, Thomas and Sven
Olbort. 2007. Genital Structure and Sex
Identification in Crocodiles. Crocodile Specialist Group Newsletter 26 (3)
: 16-17. AG Zoologischer Garten Koln, Jerman.
No comments:
Post a Comment