Thursday, December 12, 2013

GENETIKA : GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
PERCOBAAN VII
GEN YANG DIPENGARUHI OLEH JENIS KELAMIN
NAMA                          : RISKY NURHIKMAYANI
NIM                               : H41112311
HARI/TANGGAL      : KAMIS/04 APRIL 2013
KELOMPOK               : I (SATU) B
ASISTEN                     : PINKAN C. I. TUMANDUK


LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
            Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah gen autosomal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi faktor lingkungan internal yakni perbedaan kadar hormon kelamin antara laki-laki dan perempuan (Agus, Rosana dan Sjafaraenan, 2013).
            Apabila gen itu terletak pada autosom, maka laki-laki dan perempuan dapat diharapkan akan menerima gen itu dengan frekuensi sama, sehingga masing-masing seks mempunyai peluang yang sama besar untuk menunjukkan diwariskannya gen tertentu. Tetapi apabila gen itu terletak pada kromosom X, maka gen itu akan diwariskan menurut pola bersilang. Artinya gen yang terletak pada kromosom X itu tidak mungkin diwariskan oleh seorang ayah langsung kepada anak laki-lakinya (Suryo, 2005).
            Ekspresi dari beberapa gen yang diketahui terletak di autosom dapat dibatasi atau dipengaruhi oleh seks dari seseorang yang memilikinya. Ada banyak contoh sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang ekspresinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk seks lainnya (Suryo, 2005).
            Selain gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, juga terdapat gen yang dibatasi oleh jenis kelamin. Hypertrichosis yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu di tepi daun telinga. Penyakit ini diwariskan melalui kromosom seks yang terangkai pada kromosom Y. sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen terangkai Y ini dinamakan holandrik dan gennya disebut gen holandrik. Karena sifat ini diwariskan pada kromosom Y, maka dapat disimpulkan bahwa sifat keturunan ini hanya diwariskan dari seorang ayah kepada anak laki-laki saja. Jadi, anak-anak dari pasangan suami hypertrichosis dan wanita normal, akan melahirkan anak-anak wanita normal dan anak laki-laki yang menderita hypertrichosis. Penyakit hypertrichosis sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Miyahara, 2011).
I.2 Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah untuk mengetahui fenotip dan genotip sifat munculnya bulu pada daun telinga.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 04 April 2013 pukul 14.30-17.30 WITA. Percobaan ini bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telah diketahui bahwa individu itu memiliki dua macam kromosom, yaitu autosom dan seks kromosom. Oleh karena individu betina dan jantan biasanya mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya tanpa membedakan seks  (Suryo, 2005).
Walaupun banyak perbedaan anatomis dan fisiologis antara perempuan dan laki-laki, dasar kromosomal penentuan jenis kelamin cukup sederhana. Pada manusia dan mamalia lain, ada dua macam kromosom seks, disimbolkan X dan Y. Kromosom Y jauh lebih kecil daripada kromosom X. Seseorang yang mewarisi dua kromosom X, satu dari masing-masing orang tua, biasanya berkembang menjadi perempuan. Laki-laki berkembang dari zigot yang mengandung kromosom X dan satu kromosom Y (Campbell, dkk., 2008).
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid (haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut elain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y (Bohari, Mega, 2011).
Selain gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sifat akan tampak dikedua jenis kelamin, tetapi salah satu jenis kelamin menampakkan ekspresi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. keadaan yang demikian disebut dengan  sex influence genes atau biasa disebut dengan gen yang dipengaruhi jenis kelamin (Suryo, 2005).
            Ekspresi dari beberapa gen yang diketahui terletak di autosom dapat dibatasi atau dipengaruhi oleh seks dari seseorang yang memilikinya. Ada banyak contoh sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang ekspresinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk seks lainnya (Suryo, 2005).
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen dikenal pula gen-gen yang demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau dalam inggrisnya disebut Sex Lingkage. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki atau jantan maupun perempuan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotif. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kanan kiri pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka kita dapat ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu individu-individu mungkin mempunyai kandungan gen absolute yang sama ketidakaktifan kromosom menciptakan sub populasi dengan membedakan kandungan gen aktif (Kimball, 2005).
Apakah sebenarnya yang diberikan pada anak-anak itu sehingga merekapun mempunyai beberapa sifat seperti orang tuanya? Yang diwariska adalah berupa gen, gen lah yang bertanggung jawab atas turunnnya sifat-sifat tersebut. Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini bisa diturunkan melalui gen autosom maupun gen gonosom (Nio,1990).
Pada pasangan yang menyumbangkan kromoson Y diam kepada keturunannya yang laki-laki, jadi fenotif anak laki-lakinya akan secara langsung mencerminkan konstitusi genetik salah satu dari dua kromosom X nya. Penelitian mengenai pewarisan pautan seks pada manusia telah menunjukkkan dengan melimpah bahwa pola transmisi gen pada manusia mengikuti pola-pola yang pertama kali dikenal dengan lalat (Goodenough,1984).
Selain gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, juga terdapat gen yang dibatasi oleh jenis kelamin. Hypertrichosis yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu di tepi daun telinga. Penyakit ini diwariskan melalui kromosom seks yang terangkai pada kromosom Y. sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen terangkai Y ini dinamakan holandrik dan gennya disebut gen holandrik. Karena sifat ini diwariskan pada kromosom Y, maka dapat disimpulkan bahwa sifat keturunan ini hanya diwariskan dari seorang ayah kepada anak laki-laki saja. Jadi, anak-anak dari pasangan suami hypertrichosis dan wanita normal, akan melahirkan anak-anak wanita normal dan anak laki-laki yang menderita hypertrichosis. Penyakit hypertrichosis sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Miyahara, 2011).
Hypertrichosis adalah kondisi medis yang menyebabkan pertumbuhan eksesif rambut di area dimana rambut tidak biasanya tumbuh. Ini mungkin hadir di seluruh tubuh atau Anda bisa memilikinya hanya dalam satu atau lebih daerah. Beberapa individu akan lahir dengan kondisi dan orang lain akan mengembangkannya di kemudian hari dalam kehidupan. Hypertrichosis bawaan sangat jarang. Pada kenyataannya itu sangat jarang bahwa hanya ada kasus diverifikasi sejak Abad Pertengahan. Hal ini terjadi karena cacat selama kehamilan. Janin ditutupi dengan lanugo yang merupakan lapisan yang sangat halus rambut yang jatuh selama bulan kedelapan. Dalam kasus ini itu tidak jatuh namun terus berkembang. Dalam kasus melayani dikenal sebagai terminalis Hypertrichosis bawaan rambut menjadi berwarna juga dan tetap ada setelah lahir (Anonim, 2012).
Meskipun tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan itu banyak yang percaya kondisi menjadi gangguan genetik. Hal ini dapat dianggap warisan atau telah diketahui hanya terjadi karena mutasi gen. Beberapa kanker terkait yang terjadi setelah individu memiliki kanker. Beberapa orang percaya bahwa hal itu dapat disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolisme juga (Anonim, 2012).
Hypertrichosis juga disebut Sindrom Ambras adalah jumlah yang abnormal dari pertumbuhan rambut pada tubuh. Kasus ekstensif Hypertrichosis telah informal setelah disebut Sindrom Werewolf. Ada dua jenis Hypertrichosis (Anonim, 2010) :
  1. Hypertrichosis umum(terjadi di seluruh tubuh)
  2. Hypertrichosis(terbatas pada wilayah tertentu)
Gen resesif h yang menyebabkan Hypertricosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu ditepi daun telinga. Alel dominannya H tidak menyebabkan Hypertricosis. Oleh karena gennya terdapat kromosom Y sedangkan yang memiliki kromosom Y hanyalah laki-laki saja, maka sifat keturunan ini hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Hypertricosis lebih sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Suryo, 2005).

  


BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis dan kalkulator.
III.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah data Guru SMAN 1 Parangloe tahun 2012.
III.3 Metode Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1.      Melakukan observasi dan identifikasi terhadap populasi yang terdapat peristiwa munculnya bulu pada daun telinga (hypertricosis).
2.      Mengumpulkan data dalam satu populasi yang terdapat individu dengan kelainan hypertricosis. Data yang diambil berupa nama, usia, jenis kelamin, dan terdapat atau tidaknya kelainan hypertricosis.
3.      Mencatat data tersebut lalu menghitung jumlah frekuensi fenotip dan genotip kelainan hypertricosis.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Tabel Data Guru SMAN 1 Parangloe Tahun 2012
No.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Hypertricosis
1.
Khusnul Khatimah
P
29
-
2.
Nur Syamsi
P
35
-
3.
Radiyatul Adawiah
P
42
-
4.
Nurzakiah
P
33
-
5.
Ryan Ambarwati
P
45
-
6.
Jumrawati
P
43
-
7.
Sumardi
L
46
-
8.
Irman Arsyad
L
40
-
9.
Riska Rusli
P
39
-
10.
Nursyamsi B.
P
47
-
11.
Hardiayanti
P
49
-
12.
Rismayanti Arifin
P
36
-
13.
Riski Amelia
P
35
-
14.
Irham Arsyad
L
29
-
15.
Hendra Titasia
L
31
-
16.
Amran Anugerah
L
30
-
17.
Fatmawati
P
44
-
18.
Ahmad L.
L
49
-
19.
Ridwan
L
32
-
20.
Mutiara Ulfa Mardal
P
38
-
21.
Lia Fadhillah
P
33
-
22.
Kurnia Suardi
P
35
-
23.
Ahmad Riswanto
L
38
-
24.
Zul Rifqah Rofiqa
L
43
-
25.
Adi Wijaya
L
41
-
26.
Abdul Jabbar
L
36
--
27.
Abdul Wahid
L
48
-
28.
Risma Andriani
P
28
-
29.
Afifa Fitriani Yusuf
P
44
-
30.
Arni Alimuddin
P
42
-
31.
Muh. Arif
L
46
Ö

Total


1 Orang
IV.1.2 Analisis Data
Diketahui :
Perempuan      = 18
Laki-Laki        = 13
·         Normal            = 12
·         Hypertrichosis= 1
Ditanyakan :
Frekuensi fenotip dan genotip hypertrichosis
Rumus Hardy-Weinberg : p + q = 1
Misalkan p = XYH
q = XYh
Distribusi penyebaran gen melalui perempuan diabaikan karena gen tertaut kromosom Y
Frekuensi genotip penderita hypertrichocis    XYh = 1/31 = 0,03
Frekuensi genotip normal        = p + q =1
p + 0,03 = 1
p = 0,97
Frekuensi laki-laki normal       = 12/31 = 0,39
IV. 2. Pembahasan
Hypertrichosis adalah suatu keadaan abnormal pertumbuhan rambut pada tubuh, kasus hypertricosis yang parah, bukan hanya menyebabkan timbulnya rambut pada daun telinga namun pada sekujur tubuh yang mana penderita biasanya dijuluki ‘werewolf syndrom’ hal ini disebabkan karena penampilan mereka secara entimologi mirip manusia serigala. Adapun hypertrichosis yang dimaksud dalam percobaan ini adalah hypertrrichosis yang menyebabkan tumbuhnya rambut pada daun telinga.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data Guru SMAN 1 Parangloe, diperoleh adanya satu orang yang menderita hypertricosis, yaitu tumbuhnya rambut pada daun telinga. Data ini diperoleh melalui hasil wawancara salah seorang alumni SMAN 1 Parangloe, sehingga data diatas menunjukkan populasi Guru SMAN 1 Parangloe pada tahun 2012, namun usia yang dicantumkan adalah merupakan perkiraan dari usia masing-masing individu dalam populasi tersebut saat ini.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelainan hypertrichosis ini terjadi hanya pada laki-laki dan tidak terjadi pada perempuan, hal ini disebabkan karena kelainan hypertrichosis merupakan kelainan yang disebabkan oleh gen terpaut kromosom Y sehingga hanya dapat dialami oleh laki-laki karena perempuan tidak memiliki kromosom Y. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif h yang menyebabkan hypertrichosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu di tepi daun telinga. Alel dominannya adalah H tidak menyebabkan hypertrichosis. Oleh karena gennya terdapat dalam kromosom Y sedangkan yang memiliki kromososm Y adalah laki-laki saja, maka sifat keturunan ini hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen terangkai Y dinamakan holandrik (berasal dari kata Yunani holo = sama; andro = laki-laki).
Berdasarkan data diatas dari 31 individu dalam 1 populasi hanya ada 1 orang penderita hypertricosis dan tidak terdapat pada perempuan tapi terdapat pada laki-laki  namun hanya diderita oleh satu orang yang berarti bahwa peluang untuk terjadinya peristiwa ini sangatlah kecil. Sehingga diperoleh frekuensi genotip dan fenotip penderita kelainan hypertrichosis adalah sebesar 0,03 atau 3% sedangkan perbandingan fenotip dan genotip untuk orang normal laki-laki pada tabel diatas adalah 0,39 atau 39% dari total frekuensi indivisu normal dalam populasi yaitu 0,97 atau 97%. Peristiwa hypertrichosis ini menunjukkan sifat yang dibatasi jenis kelamin karena tertaut pada kromosom Y sehingga sifatnya hanya dapat dirunkan pada keturunan berjenis kelamin laki-laki dan tidak mungkin diwariskan kepada anak perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa penampakan sifat dari kelainan hypertrichosis dibatasi oleh jenis kelamin.   


BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan melakukan analisis terhadap pewarisan sifat hypertrichosis disimpulkan bahwa sifat hypertrichosis ini disebabkan oleh gen terpaut Y sehingga sifat ini hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki (gen dibatasi jenis kelamin). Adapun frekuensi genotip maupun fenotip penderita kelainan ini didalam populai tersebut (frekuensi perempuan diabaikan karena sifat diturunkan melalui kromosom Y) adalah 0,03 dan frekuensi gen normal pada laki-laki yaitu 0,39 dari keseluruhan frekuensi gen normal sebesar 0,97.
V.2 Saran
            Adapun saran mengenai percobaan ini sebaiknya digunakan data populasi yang lebih besar agar keakuratan dari perhitungan frekuensinya mendekati kenyataan. 


DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rosana dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anonim.  2010. Hypertrichosis. http://diseases-missjay.blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.37 WITA.

 

Anonim.  2012.  Apa Hypertrichosis? Werewolf Syndrome Manusia Dijelaskan. http://memenuhipermintaankwalitaspelangan.wordpress.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.34 WITA.

 

Bohari, Mega. 2011. Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks. http://megabohari. blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.27 WITA.

Campbell, Neil A., dkk., 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Goodenough, Ursula.1988. Genetika. Erlangga. Jakarta.

Kimball, W. John. 2005. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta

Mirahaya. 2011. Jenis-Jenis Kecacatan dan Penyakit yang Sifatnya Herediter (Keturunan). http://miyaharachan.blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.21 WITA.

Nio,Tjan Kwiauw. 1990. Genetika Dasar. ITB Press. Bandung.

Suryo. 2005. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

 



Review Hadalabo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion

Kali ini saya mau review hadalabo gokujyun ultimate moisturizing lotion untuk kulit kering dan normal. Hasil review ini setelah pemakaian 2 ...