Thursday, December 12, 2013

FISIOLOGI TUMBUHAN : GEJALA KEKURANGAN UNSUR HARA PADA TUMBUHAN

UNSUR MAKRO
FUNGSI
GEJALA KEKURANGAN UNSUR
Karbon (C)
Oksigen (C)
Hidrogen (H)
Bahan dasar untuk fotosintesis
Pertumbuhan terhambat, metabolisme terlambat, dan tumbuhan akan mati.
Nitrogen (N)
Komponen  protein, asam nukleat, koenzim, dan klorofil.
Pertumbuhan terhambat, daun muda berwarna hijau pucat, dan daun-daun yang tua berwarna kuning serta gugur (penyakit ini disebut klorosis)
S (Sulfur)
Penyususn senyawa-senyawa penting dan juga bekerja sebagai ion biasa. Sebagai ester R-SO3H, asam amino (cystein, methionin, dan cystin) merupakan 50% senyawa S tanaman dan bersama-sama dengan protein lain menyusun enzim, senyawa sekunder (Minyak etheris, vitamin b1, penicilin, senyawa organis CaSO4).
Pembentukan protein terganggu, terjadi pengumpulan amide, karbohidrat lebih banyak dibentuk, dinding sel tebal.
Tanda-tanda : Daun muda mengalami klorosis, tulang daun lebih pucat dari bagian daging daun, daun kecil, bayang kelihatan menglayu. Tunas pucuk tetap hidup tapi daun muda menjadi layu atau mengalami klorosis, tidak terdapat bercak, tulang daun dan jaringan antara tulang daun berwarna hijau muda.
K (Kalium)
Mengaktifkan enzim, mengatur keseimbangan kelarutan air, dan mempengaruhi osmosis.
Pertumbuhan terganggu, kandungan karbohidrat lebih banyak, turgor rendah, batang tidak tegak, asam amino sedikit dan amide banyak, transpirasi dan respirasi tinggi, daya tahan terhadap dingin dan kekeringan berkurang.
Tanda-tanda : Klorosis dan nekrosis pada daun tua dimulai dari tepi, batang rebah. Pada daun tua, daun mengalami klorosis, bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi, dan jaringan antara tulang daun.
Kalsium (Ca)
Mengatur beberapa fungsi sel dan menguatkan dinding sel, sebagai ion biasa, mengaktifkan enzim tertentu, penyususn senyawa phytin, pektin, Ca-oksalat.
Perakaran dan pertumbuhan batang kurang baik. Di alam, gejala kekurangan Ca sangat jarang (disebut kerusakan asam). Pada daun muda tunas pucuk terminal mati, yang diikuti oleh distorsi poada ujung atau pangkal daun. Daun muda pada titik tumbuh melengkung dan kemudian mengering pada bagian ujungnya.
P (Fosfor)
Membentuk senyawa penting, aktivator senyawa-senyawa organis dengan cara ikatan posfat dan kerja umum ion, komponen asam nukleat, fosfolipid, dan ATP.
Pertumbuhan terhambat, perakaran tidak sempurna, pembungaan dan pemasakan tertunda, pembentukan protein terganggu kerena terbentuknya amide, sedikit vitamin, tidak tahan terhadap temperatur rendah.
Tanda-tanda : daun tua mula-mula berwarna hijau tua karena relatif banyak klorofil, lalu menjadi kemerah-merahan, tanaman kerdil, daun getas (mudah patah) dan lekas mati. Pada seluruh daun tua tajuk berwarna hijau gelap, sering terbentuk warna merah atau ungu.
Mg (Magnesium)
Komponen klorofif dan mengaktifkan beberapa enzim, sebagai ion biasa, aktivator enzim tertentu, terutama dalam proses fosforilasi dan sintesis protein dengan cara membentuk senyawa enzim substrat, penyusun senyawa-senyawa penting misalnya klorofil, phytin, pektin, Mg-oksalat.
Produksi karbohidrat berkurang, ada pengumpulan amide,
Tandanya : daun tua mengalami klorosis diantara tulang-tulang daunnya (intercostal chlorose) berupa garis-garis pada monoktil dan bercak-bercak dikotil.  Secara tidak merata pada daun tua mengalami klorosis, daun kadang memerah, ujung dan tepi daun menggulung.

UNSUR MIKRO
FUNGSI
GEJALA KEKURANGAN UNSUR
Cl (Klor)
Mengatur pertumbuhan akar dan batang, serta mengatur fotolisis. Sebagai ion biasa berpengaruh terhadap aktivitas enzim.
Layu, klorosis, dan beberapa daun mati. Tanaman halophyta yang kekurangan Cl pertumbuhannya terganggu terutama dititik tumbuh akar maupun batang.
Fe (Besi)
Mengatur sintesis protein dan transpor elektron. Merupakan bagian gugus prosthetis beberapa enzim (cytochrome, perokside, katalase), dalam haemin (dapat berada dalam kesetimbangan Fe++ « Fe+++, sehingga berfungsi sebagai alat redoks), bahan pembentuk klorofil dan protein, dapat membentuk Fe-fosfat sebagai ion biasa tidak berarti karena jumlahnya sangat sedikit.
Produksi karbohidrat dan protein terganggu.
Tandanya : Daun muda mengalami klorosis meskipun tulang-tulang daun masih hijau, diikuti nekrosis. Pada daun muda tunas pucuk masih hidup, tetapi daun muda menjadi layu dan mengalami klorosis, tidak terdapat bercak.
B (Boron)

Mengatur perkecambahan, pembungaan, pembuahan, pembelahan sel, dan metabolisme nitrogen. Sebagai penyusun ikatan-ikatan penting misalnya ester boron dengan gula, penting untuk metabolisme karbohidrat, ikatan B organis memungkinkan adanya diferensiasi dan penyusunan struktur halus (fine structure) dinding sel, sehingga memudahkan transpor karbohidrat dan penyerapan ion ke dalam sel. Sebagai aktivator maupun inaktivator bagi zat tumbuh. Kalau B kurang, zat tumbuh menjadi terlalu banyak sehingga menghjambat pertumbuhan.
Pertumbuhan terhambat, jaringan yang sedang tumbuh akan rusak, terjadi lapisan gabus tebal dan epidermis terkeluoas, terbentuk ruangan-ruangan di tangkai daun. Tanda-tanda : Klorosis dan diikuti nekrosis pada daun muda. Tunas pucuk terminal mati, yang diikuti oleh distorsi pada ujung atau pangkal daun muda. Daun muda pada titik tumbuh menjadi berwarna pucat terang pada bagian pangkalnya, kemudian daun terpilin.
Mn (Mangan)
Sintesis klorofil dan pengaktifan koenzim. Bahan pembentuk klorofil dan aktif dalam fotosintesis, metabolisme protein.
Pertumbuhan produktif karbohidrat maupun protein terganggu.
Tanda-tanda : karena unsur ini sangat mobil, maka tanda-tanda kekurangan terdapat ditempat yang berbeda-beda. Tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami klorosis. Bercak tersebar merata pada daun muda, tetapi tulang daun terkecil tetap hijau.
Zn (Seng)
Mengatur pembentukan auksin, kloroplas, dan amilum, serta komponen enzim.
Pertumbuhan, produksi karbohidrat dan protein terganggu, kandungan zat tumbuh berkurang.
Tanda-tanda : daun muda mengalami klorosis, tanaman kerdil. Sebagian daun tua mengalami klorosis, terdapat bercak tersebar meluas, bercak tidak hanya pada jaringan antara tulang daun, tapi juga antara tulang daun primer dan sekunder.
Cu (Tembaga)
Sebagai bagian dari enzim, mungkin sebagai gugus redoks (misalnya laktase, fenol oksidase, askorbat oksidase), ikut ambil bagian dalam proses pengubahan nitrit menjadi hydroxylamine (reduksi nitrit).
Pertumbuhan dan produksi karbohidrat dan protein terganggu,
Tandanya : klorosis dan terjadinya bercak putih di daun yang paling muda. Daun muda menjadi layu tapi tidak mengalami klorosis.
Mo (Molibdenum)
Sebagai bagian dari enzim (reduktase0, ikut dalam metabolisme P, sintesis asam askorbat,. Mo diperlukan oleh Scenedesmus hanya kalau diberi nitrat.
Pertumbuhan dan fotosintesis terhambat, terjadi pengumpulan nitrat.
Tanda-tanda : daun- daun muda mengalami klorosis dan untuk beberapa spessies berubah bentuk.

Sumber :
Ayurlina, Diah, dkk. 2007. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2012. Rajawali Pres. Jakarta.
Santosa. 1975. Diktat Unsur Hara. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta


Review Hadalabo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion

Kali ini saya mau review hadalabo gokujyun ultimate moisturizing lotion untuk kulit kering dan normal. Hasil review ini setelah pemakaian 2 ...