Menurut Edgar Allan Poe, cerpen
adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, berkisar antara
setengah sampai dua jam.
Terdapat tiga jenis cerpen:
- 1. Cerpen pendek: 500—750 kata
- 2. Cerpen sedang: 750—1000 kata
- 3. Cerpen panjang: lebih 1000 kata
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENULIS CERPEN
1.Cerpen dapat dibaca dan diceritakan
dalam waktu singkat.
2.Menggunakan bahasa konotatif.
3.Cerpen hendaknya menarik.
TEMA CERPEN
1.Estetis, yakni tema yang berisikan
keindahan, baik fisik maupun psikis. Tema ini cenderung ke arah yang bersifat
pornografi.
2.Etis, yakni tema yang berkaitan
dengan idealisasi yang ada dalam masyarakat.
3.Religius, yakni tema yang berbau
ketuhanan.
Cat: tema tersebut bukan harga mati.
BAHASA CERPEN
Bahasa dalam cerpen menggunakan
bahasa yang “bersayap”, cenderung konotatif dan ambigu. Perhatikan contoh berikut.
di
malam itu, bulan terang benderang. Akankah bulan terang selamanya. Tidak, sebab
besok ia telah hilang diganti oleh pagi.
Besok merupakan hari terakhirku
menjadi seorang perjaka. Aku akan menikah dengan Subaidah, gadis desa dari
tondong, anak pak lurah. Ah, betapa
indahnya dunia ini, jika aku sudah menikah. Aku menginginkan dikaruniai anak
sebanyak dua belas. Aku bisa menata sebuah kesebelasan sepak bola yang akan
mengoyak keperkasaan Barcelona.
Romantisme: aliran yang mengarahkan
pandangan pada keindahan (cinta)
Rok wanita
itu tersingkap oleh angin. Pahanya yang putih mulus terlihat jelas. Dari
kemulusan itu muncullah berbagai impian keindahan yang berkecamuk dalam
pikiranku. Membayangkan betapa sebuah kenikmatan akan kuarungi di tengah laut
surgawi yang tak akan pernah bertepi.
Naturalisme:
menggambarkan apa adanya dan cenderung bersifat pornografi.
Aku adalah
aku. Aku tak peduli walaupun orang menghujatku, menghina aku, dan juga membenci
aku. Aku tetap pada pendirianku, yakni tetap menjadi seorang pelacur. Sebab,
kata Rendra dalam puisinya, tanpa aku, para suami akan berzinah dengan istri
tetangganya.
Ekstensialisme: memegang
konsep bahwa manusia adalah sosok yang bebas namun memiliki tanggung jawab.
CARA MENULIS CERPEN
Menulis
pembuka cerpen
Perempuan itu terhuyung-huyung,
lalu sesaat kemudian jatuh tersungkur. Seperti telah memunggah beban berat dari
pundaknya, dia tak sadarkan diri. Tergolej dalam semak belukar rimba raya yang
lebat, dia seolah lelap tertidur. Kelihatan kumuh, pakaian yang robek-robek,
rambut yang acak-acakan, dan tubuh yang tergores-gores, perempuan itu
menyiratkan kecantikan yang perkasa.telapak kakinya yang merah jambu. Di
sana-sini berdarah. Kuku-kuku jari kaki dan tangannya yang memanjang, tentunya
dapat dihentikan pertumbuhannya
MENULIS TOKOH YANG HIDUP
Ibu yang sejak tadi
menangis terisak, langsung menubruk tubuhku. Kurasakan air matanya yang hangat
menetes di pipiku.
“Tinggalkan kami bajingan
tua!” kutuk sang ibu dengan sangat gemetar.
Bapak tertawa sinis.
“Justru kamu yang harus pergi. Aku tidak ingin anakku dididik pelacur malang
seperti kamu.”
“Bagaimanapun dia anakku.
Aku yang mengandungnya. Kau tidak lebih dari pejantan”
“Dasar mulut ember, kamu
mestinya merasa bersyukur karena aku menitipkan benihku di rahimmu!”
ALUR
Alur adalah rangkaian
peristiwa yang terdapat dalam karya sastra. Alur dapat dibuat melalui jalinan
waktu, maupun hubungan sebab akibat.
Alur secara
garis besar terbagi menjadi tiga: perkenalan, konflik, dan penyelesaian.
Ketiga hal
ini merupakan pilar utama yang harus ada dalam cerpen.
LATAR
Jalan Merdeka memiliki gengsi tertentu. Hal
ini disebabkan jalan itu memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan
Belanda, Jepang, dan penguasa pribumi. Di jalan itu ada rumah tempat tinggal
orang nomor satu di Kabupaten Pangkep. Baik musim hujan maupun musim kemarau,
rumah bupati sangat enak dilihat. Orang senantiasa merindukan bahwa suatu saat
ia akan tidur di rumah itu
PENYELESAIAN
Cara
penyelesaian cerpen umumnya terbagi menjadi tiga
1. menyenangkan
2. menyedihkan
3. menggantung
Cerpen-cerpen
sekarang ini kebanyakan menggunakan penyelesaian yang menggantung.