NAMA                       :
RISKY NURHIKMAYANI
NIM                            :
H41112311
MATA KULIAH      :
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Fermentasi Roti
Kata Pengantar 
Fermentasi
yang terjadi selama pembuatan roti berbeda dengan kebanyakan fermentasi makanan
lainnya karena tujuannya bukanlah untuk memperpanjang masa kedaluarsa dari
bahan mentah melainkan bagaimana mengubah gandum atau tepung menjadi sesuatu
yang dapat dikonsumsi. Faktanya fermentasi roti berbeda dengan fermentasi susu,
daging, buah atau wine, dimana pada fermentasi roti material awal menjadi jauh
lebih tahan lama dibandingkan produk akhir, bahan mentah dalam pembuatan roti
yaitu, gandum sereal, lebih baik untuk disimpan atau diawetkan daripada roti.
Hal yang menarik untuk dicatat dalam fermentasi roti, berlawanan dengan
fermentasi asam laktat  atau etanol, pada
dasarnya tidak satupun dari produk akhir fermentasi primer tetap terkandung
dalam makanan.
            Di Amerika Serikat, produksi roti
adalah $16 miliyar industry. Meskipun bersifat komersial dan makanan yang
penting, namun konsumsi roti secara substansial meningkat seabad yang lalu
diibandingkan saat ini. Pada akhir abad ke-19, sebagai contoh, orang Amerika mengonsumsi
lebih dari 100 kg tepung terigu (kebanyakan digunakan dalam pembuatan roti)
perorang selama setahun, namun mulai terus berkurang selama 100 tahun terakhir
pada tahun 1960, saat ini konsumsi perorang hanya dibawah 50 kg perorang selama
setahun . Selama tiga puluh tahun kedepan, konsumsi gandum perkapita secara
perlahan meningkat, hingga hampir mendekati 70 kg (Gambar 8-1), pada tahun 2000
mengalami sedikit penurunan hingga dibawah 65 kg, mungkin sebagai akibat
populernya diet rendah karbohidrat (lebih dari sepertiga orang Amerika
menganggap bahwa roti dapat “menggemukkan”).
            Rekomendasi yang diberikan dan
disampaikan oleh  USDA’s revised Food
Pyramid dan 2005 Dietary Guidelines, salah satu yang diharapkan bahwa konsumsi
roti (dan seluruh roti gandum, khususnya) akan mulai meningkat. Beberapa negara
sudah memiliki konsumsi roti perkapita yang tinggi, dibandingkan dengan Amerika
Serikat (Gambar 8-2), dengan konsumsi tahunan lebih dari 140 kg perorang (lebih
dari 0,8 pound per hari).Jika dibandingkan dengan Eropa dan negara lain dengan
tingkat konsumsi roti yang tinggi, Amerika menduduki peringkat terbawah untuk
konsumsi roti, hanya 25 kg perorang selama setahun (kurang dari 2,5 ons
perhari).
Sejarah
Sangat
mustahil untuk mengetahui kapan pembuatan roti pertama kali dilakukan. Artefak
kuno dan sebuah tulisan yang ditemukan di Timur Tengah menyatakan bahwa roti
pertama kali dibuat delapan puluh abad sebelum masehi, tapi sangat mungkin roti
telah dapat diproduksi walaupun seribu abad yang lalu. Roti yang pertama kali
dibuat kemungkinan adalah roti tawar, dengan sedikit ataupun tanpa ragi
(fermentasi), mirip dengan kejadian saat ini di banyak belahan dunia.
Sepertinya orang-orang mulai membuat ragi roti pada waktu yang sama ketika
mereka mulai membuat produk fermentasi lainnya. Ragi ini ditemukan secara tidak
sengaja ketika tepung dan air yang bercampur mengalami kontaminasi dengan ragi
liar yang terdapat di udara, menyebabkan adonan yang kenyal berubah menjadi
ringan, mengembang, wangi, dan penuh aroma. Mungkin lebih daripada produk
fermentasi lainnya, roti memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah dan
kebudayaan manusia (Kotak 8-1).
Meskipun
jelas dalam peningkatan ukuran dan cakupan industry pembuatan roti, catatan
sejarah mengungkapkan bahwa roti pada zaman kuno tidak berbeda dengan roti
modern saat ini. Mengingat sederhananya proses pembuatan roti sehingga hasil
temuan ini tidak mengejutkan. Bagaimanapun, dalam pembuatan roti hanya
diperlukan beberapa bahan, pencampuran yang sederhana dan tahap inkubasi, dan
oven untuk memanggang. Pada chapter ini, proses yang mengubah bahan-bahan yang
digunakan menjadi sebuah adonan akan dijelaskan secara kimia, fisika dan
biologi.
Kotak 8-1.
Sejarah dan Kebudayaan
| 
Sebuah
  kebetulan bahwa sejarah pembuatan roti berhubungan dengan sejarah peradaban
  manusia. Roti, dalam kutipan sering disebut sebagai “tiang kehidupan”
  merupakan salah satu prinsip makanan pokok diseluruh dunia, dan terus
  berlanjut hingga ribuan tahun.  
Roti
  mungkin merupakan salah satu “makanan olahan” yang pertama dan makanan yang
  pertama kali diproduksi dalam skala besar. Bukti arkeologi (diceritakan dalam
  Robert, 1995 dan kayu, 1996) mengindikasi bahwa produksi pembuatan roti telah
  agak canggih dikembangkan di Mesir selama 3,000 tahun sebelum masehi, sebagian
  besar untuk memberikan nutrisi bagi pekerja yang memerlukan tenaga besar
  dalam membangun pyramid dan bangunan lainnya. 
Roti
  yang pertama kali dibuat kemungkinan adalah roti tawar yang dikonsumsi
  bersama selai, yang mana roti yang diproduksi tidak menggunakan ragi. Oleh
  karena itu, produksi roti dengan menggunakan ragi roti bertepatan dengan
  pengembangan varietas gandum, seperti emmer dan kamut. Mengingat lingkungan
  yang mendukung industry ini berkembang, fermentasi adonan disebabkan oleh
  efek kombinasi jamur dan bakteri. Dibandingkan memanggang roti didalam wajan
  pada oven, rupanya adonan  dikembangkan
   dan dipanggang pada periuk dari tanah
  liat yang dikelilingi oleh arang yang membara. Namun, penggunaan oven
  tertutup mulai lazim digunakan pada industry-industri awal yang terlibat. 
Pentingnya
  gandum dan roti dalam perjalanan sejarah manusia jelas tertulis di dalam
  Alkitab (Bible), dalam literature mitologi, dan catatan sejarah. Osiris, yang
  merupakan salah satu dewa dunia bawah masyarakat mesir, memiliki tanggung
  jawab terhadap vegetasi dan pertanian; Neper adalah dewa gandum masyarakat
  mesir. Selama festival musim semi Thargelia Yunani kuno, roti disajikan
  kepada dewa mitologi Artemis dan Apollo, sebagai symbol dari buah pertama
  yang diperoleh dalam setahun serta sebagai tanda terima kasih  tetap menyediakan tanah yang subur. 
Berdasarkan
  cerita kuno Testament, ketika Joseph, anak dari Hebrew partiach Jacob,
  memprediksi akan datangnya masa paceklik yang akan terjadi di Mesir, Pharaoh
  memerintahkan agar hasil pertanian gandum disimpan, untuk memastikan
  tersedianya suplai tepung selama musim paceklik terjadi. Kemudian, ketika
  budak Habrew melarikan diri dari mesir lebih dari 4,000 tahun yang lalu, eksodus
  tergesa-gesa tidak memiliki waktu untuk adonan mereka mengembang. Sehingga
  mereka harus memakan roti tanpa ragi, yang merupakan salah satu bentuk symbol
  yang dimakan pada saat libur paskah Yahudi. Eucharist, sarkamen katolisme,
  menunjukkan adanya konsumsi roti selama perjamuan suci. Perjamuan didalam
  tradisi umat protestan juga menggunakan roti, tapi bukan roti yang
  menggunakan ragi. Pemberkatan menggunakan roti lazim ditemukan pada banyak
  situs keagamaan. 
Selama
  era Romawi, pembuat roti memiliki status yang tinggi dan secara umum
  dihormati. Roti merupakan bahan yang penting bagi masyarakat baik disediakan
  secara gratis atau yang bersubsidi. Tentawa Romawi juga dilengkapi dengan
  alat pembuat roti. Teknologi penggilingan (Milling technologies) yang
  ditemukan dapat memisahkan kulit gandum dari endosperma, yang memungkinkan
  untuk memproduksi topung roti putih. 
Namun,
  teknologi yang dapat benar-benar memproduksi tepung putih yang baik belum
  ditemukan hingga tahun 1800-an, ketika roller mill terbalik. Selama
  berabad-abad, tepung putih memiliki harga yang mahal sehingga hanya digunakan
  oleh masyarakat kelas atas, sementara tepung yang hitam, dan roti gandum
  disisakan untuk kaum petani. Pada abad pertengahan, serikat pembuat roti,
  pelopor serikat buruh, terbentuk di Inggris dan Eropa untuk menetapkan
  standar kualitas  dan harga yang
  seimbang. Pada waktu yang sama, undang-undang yang berlaku menstabilkan harga
  dan berat roti. 
Undang-undang
  ini ada karena beberapa produksi roti terpaksa dipertanyakan, ada atau
  tidaknya bahan berbahaya, dimana dalam prakteknya biasanya ditambahkan
  pemutih yang bersifat toksik untuk memutihkan tepung. Taktik jahat ini
  menyebabkan reputasi pembuat roti menjadi menurun. Di Geoffrey Chauser’s the
  Miller Tale, satu dari sekian banyak literature, tukang giling hamper tidak
  digambarkan. 
Karena
  roti merupakan makanan yang penting, tepung/gandum menjadi salah satu produk
  pertanian yang diproduksi. Selama ribuan tahun, termasuk saat ini ketika
  produksi gandum menurun, disebabkan oleh cuaca, paceklik dan kelaparan akan
  terjadi dimana-mana sebagai hasilnya. Kerusuhan politik, embargo perdagangan,
  dan factor ekonomi lainnya juga memiliki konstribusi dalam produksi tepung
  dan roti. Buku sejarah dipenuhi dengan instansi yang terlibat dalam
  pemberontakan, maupun revolusi, terjadi ketika suplai roti sudah tidak
  tersedia. 
Ratu
  Marie-Antoinette’s dengan komentarnya yang terkenal tentang kekurangan roti
  yang menyebabkan anak-anak di Prancis kelaparan (“biarkan mereka memakan kue”
  (let them eat cake)) membuktikan kegagalannya. Pada era modern, Hal ini hanya
  terjadi pada tahun 1980-an ketika masyarakat membentuk serikat buruh. Situasi
  ini tidak diragukan lagi berhubungan dengan ketidak puasan masyarakat dan
  hilangnya kepercayaan pemerintah, kedua factor ini berkonstribusi terhadap
  penurunan mata uang dollar Amerika. 
Kepercayaan
  terhadap gandum sereal untuk membuat roti sangatlah penting selama musim
  paceklik dan peperangan, bahkan cetakan penuh gandum digunakan untuk membuat
  roti. Kasus serupa terjadi di Uni Soviet selama tahun 1930-an  dan 1940-an dan selama perang dunia II,
  ketika petani tidak tepat waktu untuk memanen gandum, ketika musim dingin
  yang panjang dan gandum terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh mycotoxin.
  Konsumsi roti dari tepung yang terkontaminasi dapat menyebabkan ribuan
  kematian, dan banyak lagi penyakit lainnya. Pad era modern, gandum/tepung
  digunakan sebagai senjata untuk mengembargo gandum terhadap beberapa musuh
  Amerika Serikat. Ironisnya, Eropa dan Negara lain di boikot tepung nya oleh
  Amerika Serikat, jika dihasilkan varietas baru melalui rekayasa genetika
  ditemukan. | 
