Secara administratif, pulau Barrang Lompo termasuk
wilayah kecamatan Ujung Tanah, dan berada di zona II Kepulauan Spermonde
yang berjarak 12, 77 km dari kota Makassar. Pulau berbentuk bulat dengan
luas 19, 23 ha. Jumlah penduduk mencapai 3, 563 jiwa dari 800
KK yang terkonsentrasi pada sisi Timur, Selatan, dan Barat pulau.
Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dan pedagang. Bentuk
topografi terumbu berupa reef
flat dengan kedalaman terumbu antara
1 sampai 17 meter (Sumartjitho, 2011).
Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di
daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia
hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili
yaitu : Hydrocharitacea ( 9 marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15
jenis). Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain :
Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata,
dan Thallasiadendron ciliatum. Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron ciliatum
mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat di
daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula
Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan
Kepulaun Aru (ITI-IPB, 2007).
Beberapa jenis lamun yang dapat ditemukan di Pulau Barrang Lompo diantaranya
Lamun Tropis Enhalus
acroides
Disebut Lamun Tropis karena kebanyakan ditemukan
didaerah tropis. Tumbuhan ini
memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar
lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang banyak dan bercabang dengan panjang
antara 10 – 20 cm dan lebar 3 – 5 mm. Daun dari tumbuhan ini dapat mencapai 30
– 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm. akar E.
acoroides dapat mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga dapat
menancap secara kuat pada substrat.Memiliki fibrous bristle berwarna hitam yang
berada dalam tepi daun yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
E. acoroides ini hidup pada perairan yang terlindung dengan
substrat pasir atau lumpur liat
dan lumpur dimana bioturbidity besar. Lamun Enhalus acoroides dapat beradaptasi dengan perairan
keruh akibat tingginya laju siltasi (kekeruhan) dari daratan jika terdapat
sinar matahari dan unsur-unsur nutrisi yang diperlukan masih mencukupi. Lamun
hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik.
LamunEnhalus acoroides adalah salah satu jenis lamun di
perairan Indonesia yang umumnya hidup di sedimen berpasir atau berlumpur dan
daerah dengan bioturbasi tinggi.
Lamun serabut Halodule unninervis
Disebut lamun serabut
karena ukurannya yang kecil dan berupa serabut-serabut. Spesies ini memiliki
karakteristik tulang daun tidak lebih dari tiga, daun selalu berakhir pada tiga
titik yang jelas pada ujung daun, ciri khas pada spesies ini adalah ujung daun
seperti trisula, bagian tengah tulang daun yang hitam biasanya mudah robek
menjadi dua pada ujungnya.
Lamun jarum Syringodium
isoetifolium
Disebut lamun jarum
karena strukturnya silindris kecil seperti jarum. Ciri
– ciri morfologi pada Syringodium
isoetifolium adalah daun berbentuk silindris dan panjang, akar tiap nodus
majemuk dan bercabang, tangkai daun berbuku – buku, tiap tangkai daun terdiri
dari 2 – 3 helai daun, panjang tangkai daun + 6 – 7 cm, jarak antar nodus + 2
cm dan rimpangnya tidak berbuku – buku.
Lamun dugong Thallasia hemprichi
Disebut lamun dugong karena merupakan lamun yang
kebanyakan dikonsumsi oleh dugong. T. hemprichii merupakan salah satu jenis
lamun yang tumbuh di perairan tropik dan penyebarannya cukup luas. Lamun jenis
ini sangat umum dan banyak ditemukan di daerah rataan terumbu, baik yang tumbuh
sendiri-sendiri (monospesifik) maupun yang tumbuh bersama-sama dengan lamun
jenis lain atau tumbuhan lain (mixed vegetasi).
T.
hemprichii mempunyai rimpang
(rhizoma) yang berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm dan
panjang 3 – 6 cm. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar dimana akar
dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5
helaian daun dengan apeks daun yang membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 –
10 mm. Seludang daunnya keras dan jelas terlihat pelepahnya di rhizome karena
jika tua pelepahnya tidak terlepas ketika helaian daunnya lepas, sehingga
menyisakan berkas pelepah berupa seludang daun.
Lamun
dugong (Thalassia hemprichii)
merupakan salah satu jenis tumbuhan perairan yang telah diketahui mengandung
steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat digunakan
sebagai sumber obat-obatan yang dapat ,mencegah munculnya penyakit
dengeneratif.
Lamun Sendok Halophila
ovalis
Disebut lamun sendok karena struktur daunnya oval mirip sendok. Pertumbuhannya cepat, dan
merupakan jenis pionir. Umum dijumpai pada substrat berlumpur, dapat merupakan
jenis yang dominan di daerah intertidal dan mampu tumbuh sampai kedalaman 25
meter. Ciri – ciri morfologi dari Halophila ovalis adalah tiap nodus terdiri
dari 2 tegakan, mempunyai akar tunggal di tiap nodus, tulang daun menyirip dan
berjumlah + 10 – 25 pasang, jarak antar nodus + 1,5 cm, panjang helai daun + 10
– 40 mm dan panjang tangkai daun yaitu + 3 cm.
Cymondocea serrulata
Disebut juga Cymondocea serrulata karena pada ujung daun memiliki sedikit gerigi
sehingga dinamakan serrulata (serratus = bergerigi). Seludang daun kokoh, terdapat pelepah daun
yang merupakan daun yang terlepas yang menyisakan pelepahnya yang membentuk
seludang. Terdapat di daerah
intertidal, umumnya dijumpai di daerah intertidal didekat hutan mangrove. Ciri
– ciri morfologi dari Cymodocea serrulata adalah tepi daun bergerigi/seperti
gergaji, akar tiap nodus banyak dan bercabang, tulang daun sejajar, lebar daun
dari samping ke samping + 1 cm, jarak antar nodus + 2 cm, jumlah tulang daun
pada sehelai daun antara 13 – 17 buah, tiap nodus hanya ada satu tegakan, dan
satu tegakan terdiri dari 2 – 3 helai daun.
No comments:
Post a Comment