Saturday, February 15, 2014

BIOKIMIA : KARBOHIDRAT

LAPORAN KIMIA
BIOKIMIA
KARBOHIDRAT
NAMA                          : RISKY NURHIKMAYANI
NIM                               : H411 12 311
KELOMPOK                : III (TIGA)
ASISTEN                      : SARTIKA
HARI/TANGGAL        : SENIN/4 NOVEMBER 2013



LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Karbohidrat adalah hidrat karbon dengan rumus empiris umum (Cn(H2O)n). Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalam tumbuhan maupun hewan. Setiap hari manusia akan beraktivitas dimana manusia memerlukan sejumlah energi untuk beraktivitas. Energi tersebut manusia peroleh dari mengkonsumsi makanan yang pada umumnya berasal dari tumbuhan dan porsinya sebaiknya mengandung 25% karbohidrat. 
             Kebanyakan karbohidrat yang kita makan ialah tepung/ amilum/ pati. Pati merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa, berfungsi sebagai penyimpan energi. Pati dapat dipisahkan menjadi dua komponen utama berdasarkan kelarutan bila dibubur dalam air panas. Sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80% adalah amilopektin (tidak larut).
Amilosa terdiri dari rantai tidak bercabang yang panjang dari glukosa terikat bersama oleh ikatan  ά-1,4. Bila dilarutkan dalam air amilosa membentuk micelles. Amilosa dalam micelles ada dalam konformasi helisal, yang dapat menangkap iodium dan memberikan warna biru khas. Amilopektin adalah suatu polisakarida yang jauh lebih besar dari pada amilosa. Amilopektin adalah polimer bercabang. Bila dilarutkan dalam air, amilopektin berinteraksi dengan iodium  memberikan warna merah-ungu.
Pada percobaan ini akan dilakukan isolasi kanji/starch dari kentang untuk diketahui kadar amilum pada bahan-bahan makanan dan uji iodida untuk starch. Berdasarkan teori tersebut maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
            Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh mengenai uji atau analisa karbohidrat melalui metode isolasi starch dari suatu bahan dan reaksi antara amilum dengan iodida.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1.      Untuk menentukan kadar amilum pada kentang dengan metode isolasi starch.
2.      Untuk menentukan reaksi perubahan warna pada uji iodida pada starch dalam suasana asam, basa, dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Isolasi Kanji/Starch dari Kentang
             Menentukan kadar kanji (starch) dalam sampel kentang dengan cara isolasi berdasarkan prinsip homogenasi, penyaringan, suspensi, dekantasi dengan pelarut air dan etanol.
1.3.2 Uji Iodida untuk Starch
            Menentukan reaksi amilum dengan larutan iodin dalam suasana netral, asam dan basa berdasarkan terbentuknya kompleks iod-amilum.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebutan karbohidrat awalnya diyakini merupakan senyawa dari hidrat dan karbon, yang umum dengan rumus Cn(H2O). Melalui perkembangan pengetahuan, definisi tersebut telah diperluas sehingga sekarang karbohidrat termasuk polihidroksi aldehida dan keton, alkohol dan asam, semuanya merupakan derivat sederhana serta produk yang dibentuk oleh kondensasi senyawa ini berbeda melalui glikosidik (hemiasetal) keterkaitan ke oligomer (oligosakarida) atau polimer (polisakarida). Bahkan banyak senyawa yang dengan struktur yang tidak biasa, yang tidak sesuai dengan rumus umum Cn (H2O)n sekarang termasuk dalam kelompok karbohidrat (Sharon, 1975).
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi kehidupan. Melalui fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida atmosfer menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Tumbuhan yang menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan sebagai hidrat dari karbon. Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun jenis rumus ini tidak berguna dalam mempelajari kimia karbohidrat, nama kuno ini tetap dipertahankan (Hart dkk, 2003).
Jumlah karbohidrat yang ditemukan di alam lebih besar daripada kelompok lain senyawa alami . Substansi organik yang paling berlimpah di bumi adalah selulosa, polimer glukosa, yang merupakan bahan struktural tanaman. Zat lain yang sangat melimpah adalah kitin, polimer Nacetylglucosamine. Karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup dan jalur utama pasokan energi di sebagian besar sel. Mereka adalah produk utama melalui mana energi matahari dimanfaatkan dan diubah menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan lainnya, serta oleh banyak organisme lain. Menurut perkiraan kasar, beberapa 4 x 10l l ton karbohidrat sedang dibentuk setiap tahun di bumi oleh proses fotosintesis. Pati dan glycogens, polimer rantai panjang glukosa struktur yang berbeda dari selulosa, adalah media penyimpanan energi pada tumbuhan dan hewan, masing-masing (Sharon, 1975).
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas tiga golongan besar, yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana (Patong dkk., 2012).
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida aldehida atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Diantaranya disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan (Lehninger, 1997).
Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya disebut jugadengan levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).
            Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).
Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam panjang rantai serta bobot molekulnya. Kebanyakan polisakarida memberikan satu jenis sakarida jika dihidrolisis sempurna. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear, atau rantainya dapat bercabang. Pati ialah karbohidrat penyimpan energi bagi tumbuhan. Pati merupakan komponen utama pada bebijian, kentang, jagung, dan beras. Inilah bentuk cadangan glukosa yang disimpan oleh tumbuhan dan digunakan kemudian. Pati tersusun dari unit-unit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan 1,4 – α – glikosidik, meskipun rantainya dapat membentuk sejumlah cabang yang melekat lewat ikatan 1,6 – α – glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa, dan hidrolisis sempurna hanya menghasilkan D – glukosa. Pati dapat dipisahkan dengan berbagai teknik menjadi dua fraksi, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa yang menyusun sekitar 20 % dari pati, unit glukosa (50 sampai 300) membentuk rantai sinambung, dengan tautan – 1,4. Amilopektin sangat bercabang. Meskipun setiap molekul dapat mengandung 300 – 5000 unit glukosa, rantai-rantai dengan tautan-1,4 secara berurutan kira-kira hanya 25 sampai 30 unit saja panjangnya. Rantai-rantai ini dihubungkan pada titik cabang lewat tautan-1,6. Mengingat strukturnya yang sangat bercabang ini, granula pati menggembung dan akhirnya mambentuk sistem koloid dalam air (Hart dkk. 2003).
D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin merupakan senyawa organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini terdapat bebas dalam darah (gula darah) dan berbagai cairan tubuh lainnya dan dalam cairan tanaman (gula anggur), serta merupakan komponen monosakarida utama dari banyak oligosakarida dan polisakarida. Glukosa langsung digunakan oleh tubuh. Glukosa didapat secara niaga dengan cara hidrolisis pati diikuti dengan kristalisasi dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang dikenal sebagai tetes, terdiri dari kira-kira 65% D-glukosa dan 35% disakarida dan oligosakarida lainnya (Pine dkk., 1988).
Larutan amilum yang dicampur beberapa tetes larutan Lugol yaitu Iod 1% dan KI 2% memberikan warna biru. Jika ditambah beberapa tetes NaOH, mengakibatkan iod beraksi seperti iod bebas, karena hanya diikat secara semu. Jika ditambah lagi dengan HCl, maka akan timbul lagi warna. Warna yang timbul akibat adisi iod oleh amilum dan memberi warna biru. Apabila larutan iod amilum dipanaskan, terjadi penguraian ion (pelepasan iod dari amilum) (Tim Dosen Kimia, 2013).



BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain kentang, etanol 95%, aquadest, amilum 1%, larutan HCl 6 M, larutan NaOH 6 M, kertas saring, larutan iod 0,01 M, kertas label, tissue roll dan kertas saring.

3.2 Alat
            Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender, pisau, batang pengaduk, gelas piala 100 ml, gelas ukur 100 ml, gelas kimia 300 ml, corong, labu semprot, neraca Ohaus, neraca analitik, kain tipis, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, gegep dan oven.

3.3 Prosedur kerja
3.3.1 Isolasi kanji dari kentang
            Kentang dikupas lalu dipotong-potong, kemudian ditimbang sebanyak    75 gram. Kemudian dihomogenasikan dengan 50 ml air menggunakan blender selama ±1 menit sampai semua kentang hancur. Hasilnya disaring melalui penyaring. Filtrat ditampung didalam gelas piala, sedangkan residunya dibuang. Ke dalam filtrat ditambahkan 50 ml air, cairan dikocok kemudian dibiarkan mengendap lalu didekantasi lagi dengan 50 ml air kemudian didekantasi lagi dengan 25 ml etanol 95%. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan pada corong. Starch yabg dihasilkan kemudian dikeringkan didalam oven hingga benar-benar kering lalu ditimbang dengan menggunakan neraca digital.

3.3.1 Uji Iodida untuk Starch
            Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 3 ml amilum kemudian tabung pertama ditambahkan 2 tetes air, tabung kedua dengan  2 tetes HCl 6 M, dan tabung ketiga dengan 2 tetes NaOH 6 M. Setelah itu masing-masing tabung ditambahkan 1 tetes iod 0,01 M. Perubahan yang terjadi pada tabung diamati. Setelah itu, tabung reaksi yang mengalami perubahan warna dipanaskan dalam penangas air sampai larutan kembali berwarna bening. Setelah bening, tabung reaksi kembali dimasukkan ke dalam air es. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengamatan Isolasi Starch dari Kentang
1.      Berat contoh (kentang) :  75 gram
2.      Kentang setelah diblender akan terjadi homegenasi antara air dan kentang yang menghasilkan suspensi kental berwarna putih kecoklat-coklatan
3.      Amilum dalam suspensi alkohol berwarna : agak putih keruh, setelah kering berwarna putih menyerupai serbuk.
4.      Berat amilum setelah kering = 2,2564 gram
5.      Kadar amilum dalam contoh (kentang) :  
(Berat kertas saring + Amilum)  -  (Berat kertas saring kosong)         x   100%
                                        (Berat Kentang)                                                      
= 2,2564 gr 0,5889 gr    x   100%    = 2,2233 %
                       75 gram
4.1.2  Pengamatan Uji Iodida
Perubahan
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Warna sebelum ditambahkan Iod 0.01 M
Bening
Bening
Bening
Warna setelah ditambahkan Iod 0.01 M
Ungu
Ungu
Bening
Warna setelah dipanaskan
Bening
Bening
Kekuningan
Warna setelah didinginkan
Biru
Biru tua
Bening


4.2 Reaksi Uji Iodida
a.   Tabung I (Amilum + H2O +  I2)
UNGU



b.   Tabung II (Amilum + HCl + I2)



c.   Tabung III (Amilum + NaOH + I2)



BENING
KEKUNINGAN
I
I


4.3 Pembahasan
4.3.1  Pengamatan Isolasi Starch dari Kentang
        Kentang dikupas agar kulit kentang yang mengandung banyak selulosa tidak ikut diblender. Selanjutnya kentang diblender agar antara kentang dan air terjadi  homogenasi kemudian dilakukan dekantasi berulang kali bertujuan agar proses ekstraksi starch lebih mudah, karena dekantasi dapat memisahkan residu dan filtratnya (endapan). Dilakukan proses penjernihan terhadap larutan tersebut dengan cara pencampuran air dan pencampuran alkohol dalam hal ini etanol 95 % ke dalam filtratnya. Pencampuran air bertujuan melarutkan zat-zat kotor  yang larut dalam campuran homogen tadi. Sedangkan pencampuran etanol 95% pada filtratnya bertujuan untuk penjernihan terhadap zat-zat seperti lipid dan protein yang yang terkandung dalam starch. Penjernihan dan dekantasi berulang dilakukan dengan maksud filtrat dijernihkan, kemudian disaring untuk memisahkan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan selain pati dalam kentang.
        Setelah diperoleh starch murni hasil ekstraksi beberapa kali, maka starch tersebut dikeringkan dalam oven yang kedap udara. Pengeringan dilakukan  agar zat-zat penjernih yaitu air dan etanol menguap sehingga didapatkanlah starch yang  benar-benar murni. Salah satu alasan penggunaan air dan etanol sebagai zat penjernih karena keduanya benar-benar hanya melarutkan zat-zat selain amilum, sedangkan kita membutuhkan amilum untuk diisolasi. Starch yang telah kering, kemudian ditimbang untuk kemudian dihitung kadarnya.
Pada isolasi kanji (strach) dari kentang berat 75 gram, berat kering diperoleh 2,2564 gram yang kadarnya 2,2233 %. Hal ini membuktikan bahwa kentang mengandung amilum. kecilnya kadar yang diperoleh disebabkan karena pengendapan yang dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga kemungkinan dalam larutan yang dibuang masih terdapat banyak pati yang belum terendapkan, selain itu pada waktu pemisahan antara endapan dengan larutan kemungkinan terjadi kesalahan, karena dilakukan pemisahan secara langsung.

4.3.2  Pengamatan Uji Iodida
Tiga tabung yang berbeda diisi dengan 3 ml amilum untuk masing-masing tabung, dimana tabung I diisi dengan 2 tetes air (suasana netral), tabung II dengan     2 tetes HCl 6 M (suasana asam), dan tabung III  dengan 2 tetes NaOH 6 M (suasana basa), dan ketiganya diisi dengan 1 tetes Iod 0,001 M. Penggunaan air, HCl dan NaOH ini untuk melihat reaksi perubahan warna pada uji iodida pada starch dalam suasana asam, basa, dan netral.
          Pada tabung I dan II, terjadi perubahan warna dari bening ke ungu karena H2O dan HCl menyebabkan Iod menimbulkan warna ungu karena adisi iod oleh amilum menimbulkan warna ungu, ketika dipanaskan larutan yang semula berwarna ungu berubah menjadi bening karena terjadi penguraian ion (pelepasan iod dari amilum) sehingga warna tidak timbul, namun setelah larutan didinginkan, larutan berubah warna menjadi biru karena ion-ion yang semula terurai terbentuk kembali setelah terjadi pendinginan sehingga timbul warna biru akibat addisi Iod oleh amilum yang memberi warna biru. Warna biru itu sendiri menandakan bahwa yang bereaksi dengan Iod adalah Amilosa sebagai salah satu kandungan amilum. Bila Amilopektin yang bereaksi dengan Iod, maka akan timbul warna keunguan.
          Sedangkan pada tabung III dengan penambahan NaOH tidak menimbulkan warna ungu karena pada saat penambahan ion, iod bereaksi dengan basa (NaOH) membentuk NaI dan NaOI sehingga menghalangi reaksi antara amilum dan iod.    


BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.      Berat amilum yang diperoleh dari hasil isolasi strach dari kentang adalah 2,2564 gram dari berat asli kentang 75 gram, kadar amilum yang dikandung sebesar 2,2233%.
2.      Reaksi amilum dan iod terjadi dalam suasana asam dan netral sedangkan dalam suasana basa tidak terjadi.

5.2 Saran
            Sebaiknya dalam isolasi strach dari kanji dilakukan pengendapan yang lebih lama agar amilum yang mengendap lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA
Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik Edisi Kesebelas, Erlangga, Jakarta.

Lehninger, A., 1982, Dasar-Dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta.

Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.

Pine, S. H., J. B. Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia Organik 2 edisi keempat, ITB, Bandung.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Sharon, 1975, Complex Carbohidrates Their Chemistry, Biosynthesis, and Function (online), (http://www.sugarresearch.library.qut.edu.au), diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 22.30 WITA.

Tim Dosen Kimia, 2013, Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia, Universitas Hasanuddin, Makassar.


LEMBAR PENGESAHAN















Makassar, 4 November 2013

      Asisten                                                                 Praktikan




   SARTIKA                                                     RISKY NURHIKMAYANI
LAMPIRAN

1.    Bagan Kerja Isolasi Starch Dari Kentang
Kentang
 


-dibersihkan, dipotong-potong
-ditimbang

-       Dihitung kadarnya
Data





2.    Bagan Kerja Uji Iodida untuk  Starch

Tabung reaksi III
Tabung reaksi II
Tabung reaksi I



- Ditambahkan 3 ml amilum
- Ditambahkan 2 NaOH 6M
- Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M
- Diamati perubahan warna
- Dipanaskan, diamati perubahan warna
- Dinginkan, diamati perubahan warna

- Ditambahkan 3 ml amilum
- Ditambahkan 2 HCL 6M
- Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M
- Diamati perubahan warna
- Dipanaskan, diamati perubahan warna
- Dinginkan, diamati perubahan warna

- Ditambahkan 3 ml amilum
- Ditambahkan 2 tetes air
- Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M
- Diamati perubahan warna
- Dipanaskan, diamati perubahan warna
- Dinginkan, diamati perubahan warna










Hasil
Hasil
Hasil



Review Hadalabo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion

Kali ini saya mau review hadalabo gokujyun ultimate moisturizing lotion untuk kulit kering dan normal. Hasil review ini setelah pemakaian 2 ...