LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN VI
METODE SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI
NAMA :
RISKY NURHIKMAYANI
NIM :
H41112311
HARI/TANGGAL :
SELASA/ 30 APRIL 2013
KELOMPOK :
5 (LIMA) B
ASISTEN :
ANWAR
: YULIANI
LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya
terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme
lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Syafei,
1990).
Dalam
mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik pandang bahwa
vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama
dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai
komponenya. Maupun oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya yang
mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum atau fungsional. Dalam ilmu
vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis dan juga
sintesis sehingga akan membantu dan mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan (Soerianegara, 1988).
Dalam ilmu vegetasi
telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat
membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang
dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya,
tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990).
Untuk mengetahui bagaimana metode sampling dan analisis
vegetasi dilakukanlah percobaan ini untuk menentukan
vegetasi suatu komunitas dengan menggunakan metode petak
tunggal, petak ganda, line transek, belt transek dan metode loop.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan yang akan
dicapai pada percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui kepadatan, frekuensi, dan dominasi dari
organisme penyusun dalam suatu komunitas dengan menggunakan metode petak
tunggal, petak ganda, line transek, belt transek dan metode loop.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling
organisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 April
2013, praktikum dalam laboratorium
dilakukan pada pukul 14.00 - 18.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar dan pengambilan data dilakukan di samping Sains Building, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi yaitu kumpulan dari
beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat di mana
antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di
antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari
individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan di mana
individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai
suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Soerianegara, 1988).
Vegetasi merupakan kumpulan
tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama
pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu
sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang
hidup dan tumbuh serta dinamis (Indriyanto, 2006).
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari
susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari
tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan
data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari
penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Rani, 2011).
Menurut Kershaw (1979), untuk melakukan analisis vegetasi ada beberapa
rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi, yaitu
:
1.
Kerapatan (Density)
Banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon dan
tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara kualitatif
dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang - kadang terdapat, sering terdapat
dan banyak sekali terdapat jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang
disebut kerapatan yang umunya dinyatakan sebagai jumlah individu,atau biomassa
populasi persatuan areal atau volume, misalnya 200 pohon per Ha.
2.
Dominasi
Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis
lain (bisa dalam hal ruang, cahaya dan lainnya), sehingga dominasi dapat dinyatakan
dalam besaran banyaknya Individu (abudance) dan kerapatan (density), persen
penutupan (cover percentage) dan luas bidang dasar (LBD) atau basal area (BA),
volume, biomassa, dan indek nilai penting (importance value-IV) pada kesempatan
ini besaran dominan yang digunakan adalah LBH dengan pertimbangan lebih mudah
dan cepat, yaitu dengan melakukan pengukuran diameter pohon pada ketinggian
setinggi dada (diameter breas heigt-dbh).
3.
Frekuensi
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya
suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu
jenis, apakah menyebar ke seluruh kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukan
daya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan. Frekuensi dapat dikatakan
sebagai jumlah petak dimana sampel didapat per jumlah total petak.
4.
Indek Nilai Penting (importance
value Indeks)
Merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies dalam
komunitas. Nilainya diperoleh dari menjumlahkan nilai kerapatan relatif,
dominasi relatif dan frekuensi relatif, sehingga jumlah maksimalnya 300%.
Praktik analisis vegetasi sangat ditunjang oleh kemampuan mengenai jenis
tumbuhan (nama). Kelemahan ini dapat diperkecil dengan mengajak pengenal pohon
atau dengan membuat herbarium maupun foto yang nantinya dapat diruntut dengan
buku pedoman atau dinyatakan keahlian pengenal pohon setempat, ataupun dapat
langsung berhubungan dengan lembaga Biologi Nasional Bogor.
Metode plot adalah prosedur
yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Plot
biasanya berbentuk segiempat atau persegi (kwadrat) ataupun lingkaran.
Metode ini digunakan untuk sampling tumbuh- tumbuhan, hewan-hewan
sessil (menetap) atau bergerak lambat seperti hewan-hewan yang
meliang (Rani, 2011).
Menurut Michael (1995), metode plot dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Cara petak tunggal
Menurut cara ini digunakan satu petak (kuadrat) berupa tegakkan hutan
sebagai unit sampel. Besar unit sampel tidak boleh terlalu kecil sehingga tidak
dapat menggambarkan keadaan hutan yang dipelajari. Ukuran minimum dari petak
tunggal tergantung dari kerapatan vegetasi dan banyaknya jenis-jenis pohon.
Semakin jarang pepohonan yang ada atau semakin banyak jenis-jenis tumbuhan,
semakin besar ukuran kuadrat sebagai petak tunggal yang digunakan. Ukuran
minimum ditetapkan dengan menggunakan kurva lengkung spesies. Luas minimum
ditetapkan dengan dasar penambahan luas kuadrat yang tidak menyebabkan kenaikan
jumlah jenis lebih besar dari 10% atau 5%. Dengan menggunakan kurva lengkung
jenis untuk kebanyakan hutan hujan tropika menurut Richard pada umumnya
diperlukan petak tunggal seluas 1,5 Ha, sebaliknya menurut vestal rata-rata
luas petak tunggal yang diperlukan untuk hutan hujan tropika adalah 3 Ha. Untuk
itu unit sampel berbentuk persegi panjang akan lebuh efektif dari pada kuadrat
berbentuk bujur sangkar.
2.
Cara petak ganda
Menurut cara ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan banyak
kuadrat yang diletakkan tersebar merata dengan secara sistematis. Penentuan
besar atau luas unit sampel juga harus ditentukan kurva lengkung jenis. Di
Indonesia biasanya digunaka kuadrat berukuran 0,1 Ha untuk pohon, 0,01 untuk
anakan pohon sampling dan semak atau 0,001 Ha untuk tumbuh-tumbuhan bawah dan
semai (seedling).
Menurut Soerianegara (1988), selain Metode Plot, metode transek biasa digunakan untuk mengetahui
vegetasi tertentu seperti padang rumput dan lain-lain atau suatu vegetasi yang
sifatnya masih homogen. Terdapat 3 metode transek :
1.
Metode Line Intercept (line
transect).
Metode line
intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang
rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai pusat garis
transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal garis
transek biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen
yang panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. pengamatan terhadap tumbuhan dilakukan
pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat, menghitung dan mengukur
panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen tersebut. Cara mengukur
panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau aerial
coverage yang terpotong garis transek ketanah.
2.
Metode Belt Transect.
Metode ini
biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum
diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi, dan elevasi.
Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut kepedalaman,
memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan. Lebar transek yang
umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-1000
meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan yang
luasnya 10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya 1.000
ha intensitasnya 10 %.
3.
Metode Strip Sensus.
Metode ini
sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja penerapannya untuk
mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode strip sensus
meliputi, berjalan disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-spesies yang
diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks
populasi (indeks kepadatan).
Menutut
Irwanto (2009), salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisis
kuantitatif tumbahan adalah dengan metode Loop. Metode ini digunakan untuk
rerumputan dan herba yang mana prosedurnya sebagai berikut:
a. Dibuat lingkaran kecil (loop) dengan diameter 2 cm.
b. Tentukan titik secara random, kemudian dari titik itu
dibuat jalur sepanjang 33,5 m.
c. Pada setiap 1 meter titik observasi ditandai pada
tempat sentimeter yang ke 33, 66 dan 100. Jadi setiap 1 meter ada 3 titik
observasi, dan pada jarak 33 meter ada 99 titik observasi.
d. Titik yang 100 terletak pada jarak 33,33 meter.
e. Kemudian disetiap titik observasi (loop) dijatuhkan
(diletakkan) dan dicatat spesies yang berada di dalam lingkaran.
Pada dasarnya hampir semua kegiatan
pengukuran untuk analisis vegetasi dilakukan pengukuran terhadap
jenis-jenisnya, kerapatan atau jumlah individu per jenis, frekuensi
kehadirannya, diameter batang atau luas penutupan tajuk dan tinggi pohon.
Walaupun demikian, parameter vegetasi yang diukur akan tergantung pada informasi
yang dikehendaki dan tujuan penelitian
(Wolf, 1990).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini diantaranya patok panjang 1 meter, tali rafia ½
km, lingkaran dari tutup gelas aqua, dan penggaris.
III.2 Bahan
Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah tumbuhan yang terdapat di dalam plot.
III.3 Metode Kerja
Langkah-langkah kerja yang
dilakukan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1. Cara pengambilan data :
A. Metode Petak
Tunggal
a.
Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian plot
berukurann 1 x 1 m diletakkan di areal tersebut.
b.
Semua tumbuhan yang ada dalam plot tersebut dihitung jumlahnya dan
ditentukan jenisnya.
c.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 1 kali tanpa pengulangan.
B.
Metode Petak Ganda
a.
Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian plot
berukurann 20 x 10 cm diletakkan di areal tersebut.
b.
Semua tumbuhan yang ada dalam plot tersebut dihitung jumlahnya dan
ditentukan jenisnya.
c.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali pada tempat yang berbeda.
C.
Metode Line Transek
a.
Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian tali
sepanjang 10 m dibentangkan memanjang.
b.
Semua tumbuhan yang ada di bawah tali tersebut dihitung dan di tentukan
jenisnya.
c.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali pada tempat yang berbeda.
D.
Metode Belt Transek
a.
Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian tali
dibentangkan sepanjang 30 m.
b.
Setelah itu pada bagian lebarnya dibentangkan tali sepanjang 10 m.
c.
Plot yang berukuran 30 x 10 m ini kemudian di bagi 3 menjadi 3 bagian 10 x
10 m.
d.
Semua tumbuhan dalam hal ini pohon yang ada di bagian plot pertama dan plot
ketiga dihitung dan dianalisis jenisnya.
e.
Plot kedua tidak dihitung dengan asumsi bahwa vegetasi pada lokasi yang
berdekatan hampir sama sehingga tidak perlu di amati karena akan menghasilkan
hasil yang serupa dengan plot disampingnya.
E.
Metode Loop
a.
Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian tali
dibentangkan sepanjang 33,3 m dan diberi titik .
b.
Tiap 33,3 cm dilakukan pengamatan dengan cara menempatkan lingkaran (tutup
gelas aqua) di titik tersebut.
d.
Kemudian semua tumbuhan yang ada di dalam lingkaran tersebut dihitung dan
ditentukan jenisnya.
e.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 100 kali pada tiap 33,3 cm dari titik
sebelumnya.
2.
Cara kerja di laboratorium :
A. Metode Petak
Tunggal
a.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa parameter.
b.
Parameter yang diukur adalah kerapatan, frekuensi, dominasi, beserta indeks
nilai penting.
B.
Metode Petak Ganda
a.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa parameter.
b.
Parameter yang diukur adalah kerapatan, frekuensi, dominasi, beserta indeks
nilai penting.
C.
Metode Line Transek
a.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa parameter.
b.
Parameter yang diukur adalah kerapatan, frekuensi, dominasi, beserta indeks
nilai penting.
D.
Metode Belt Transek
a.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa parameter.
b.
Parameter yang diukur adalah kerapatan, frekuensi, dominasi, beserta indeks
nilai penting.
E.
Metode Loop
a.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa parameter.
b.
Parameter yang diukur adalah kerapatan, frekuensi, dominasi, beserta indeks
nilai penting.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Hasil Pengamatan Menggunakan Metode
Plot Tunggal
Tabel
1 Data Vegetasi dengan Menggunakan Metode Plot Tunggal
Plot
|
Spesies
|
Jumlah
|
|
A
|
B
|
||
1
|
4
|
225
|
229
|
Total Individu
|
4
|
225
|
229
|
IV.1.2 Hasil
Pengamatan Menggunakan Metode Plot Berganda
Tabel
2 Data Vegetasi dengan Menggunakan Metode Plot Berganda
Plot
|
Spesies
|
Jumlah
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
|
1
|
8
|
-
|
1
|
2
|
12
|
2
|
1
|
3
|
-
|
-
|
-
|
4
|
3
|
1
|
2
|
1
|
-
|
-
|
4
|
4
|
-
|
4
|
2
|
-
|
1
|
7
|
5
|
-
|
9
|
-
|
-
|
-
|
9
|
Total Individu
|
3
|
26
|
3
|
1
|
3
|
36
|
IV.1.3 Hasil
Pengamatan Menggunakan Metode Line Transek
Tabel
3 Data Vegetasi dengan Menggunakan Metode Line Transek
Transek ke
|
Spesies
|
Jumlah
|
||||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
K
|
||
1
|
3
|
38
|
8
|
-
|
-
|
9
|
-
|
4
|
-
|
-
|
10
|
72
|
2
|
-
|
32
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
5
|
40
|
3
|
-
|
-
|
11
|
-
|
-
|
-
|
6
|
9
|
-
|
4
|
4
|
34
|
Total Individu
|
3
|
70
|
19
|
-
|
2
|
9
|
6
|
13
|
1
|
4
|
19
|
146
|
IV.1.4 Hasil
Pengamatan Menggunakan Metode Belt Transek
Tabel
4 Data Vegetasi dengan Menggunakan Metode Belt Transek
Transek ke
|
Spesies
|
Jumlah
|
GBD
|
DBH
|
||||||
A
|
B
|
C
|
A
(cm)
|
B
(cm)
|
C
(cm)
|
A
(cm)
|
B
(cm)
|
C
(cm)
|
||
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
60
|
17
|
114
|
19,1
|
5,4
|
36,3
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total Individu
|
1
|
1
|
1
|
3
|
60
|
17
|
114
|
19,1
|
5,4
|
36,3
|
IV.1.5 Hasil
Pengamatan Menggunakan Metode Loop
Tabel
5 Data Vegetasi dengan Menggunakan Metode Loop
Loop ke
|
Spesies
|
Jumlah
|
||
A
|
B
|
C
|
||
1
|
2
|
-
|
-
|
2
|
2
|
1
|
-
|
-
|
1
|
3
|
1
|
-
|
-
|
1
|
4
|
-
|
2
|
-
|
2
|
5
|
-
|
1
|
-
|
1
|
6
|
-
|
3
|
-
|
3
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
-
|
3
|
-
|
3
|
9
|
-
|
1
|
-
|
1
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
-
|
2
|
-
|
2
|
14
|
-
|
4
|
-
|
4
|
15
|
-
|
2
|
-
|
2
|
16
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
-
|
1
|
-
|
1
|
18
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22
|
-
|
-
|
-
|
-
|
23
|
-
|
-
|
-
|
-
|
24
|
-
|
-
|
-
|
-
|
25
|
-
|
1
|
-
|
1
|
26
|
-
|
1
|
-
|
1
|
27
|
-
|
-
|
-
|
-
|
28
|
-
|
-
|
-
|
-
|
29
|
-
|
1
|
-
|
1
|
30
|
-
|
3
|
-
|
3
|
31
|
-
|
1
|
-
|
1
|
32
|
-
|
1
|
-
|
1
|
33
|
-
|
-
|
-
|
-
|
34
|
-
|
1
|
-
|
1
|
35
|
-
|
1
|
-
|
1
|
36
|
-
|
-
|
-
|
-
|
37
|
-
|
-
|
-
|
-
|
38
|
-
|
1
|
-
|
1
|
39
|
-
|
2
|
-
|
2
|
40
|
-
|
-
|
-
|
-
|
41
|
-
|
1
|
-
|
1
|
42
|
-
|
1
|
-
|
1
|
43
|
-
|
1
|
-
|
1
|
44
|
-
|
1
|
-
|
1
|
45
|
-
|
3
|
-
|
3
|
46
|
-
|
-
|
-
|
-
|
47
|
-
|
1
|
-
|
1
|
48
|
-
|
-
|
-
|
-
|
49
|
-
|
-
|
-
|
-
|
50
|
-
|
-
|
-
|
-
|
51
|
-
|
1
|
-
|
1
|
52
|
-
|
1
|
-
|
1
|
53
|
-
|
-
|
-
|
-
|
54
|
-
|
-
|
-
|
-
|
55
|
-
|
-
|
-
|
-
|
56
|
-
|
-
|
-
|
-
|
57
|
-
|
-
|
-
|
-
|
58
|
-
|
1
|
-
|
1
|
59
|
-
|
-
|
-
|
-
|
60
|
-
|
-
|
-
|
-
|
61
|
-
|
-
|
-
|
-
|
62
|
1
|
-
|
-
|
1
|
63
|
-
|
-
|
-
|
-
|
64
|
-
|
-
|
-
|
-
|
65
|
-
|
-
|
-
|
-
|
66
|
-
|
-
|
-
|
-
|
67
|
-
|
-
|
-
|
-
|
68
|
-
|
-
|
-
|
-
|
69
|
-
|
-
|
-
|
-
|
70
|
-
|
-
|
-
|
-
|
71
|
-
|
-
|
-
|
-
|
72
|
-
|
-
|
-
|
-
|
73
|
-
|
-
|
-
|
-
|
74
|
-
|
-
|
-
|
-
|
75
|
-
|
-
|
-
|
-
|
76
|
-
|
-
|
-
|
-
|
77
|
-
|
-
|
-
|
-
|
78
|
-
|
-
|
-
|
-
|
79
|
-
|
-
|
-
|
-
|
80
|
-
|
-
|
-
|
-
|
81
|
-
|
-
|
-
|
-
|
82
|
-
|
-
|
-
|
-
|
83
|
-
|
-
|
-
|
-
|
84
|
-
|
-
|
-
|
-
|
85
|
-
|
-
|
1
|
1
|
86
|
-
|
-
|
-
|
-
|
87
|
-
|
-
|
-
|
-
|
88
|
1
|
-
|
-
|
1
|
89
|
-
|
-
|
-
|
-
|
90
|
-
|
-
|
1
|
1
|
91
|
-
|
-
|
-
|
-
|
92
|
-
|
-
|
-
|
-
|
93
|
-
|
-
|
-
|
-
|
94
|
-
|
-
|
-
|
-
|
95
|
-
|
-
|
-
|
-
|
96
|
-
|
-
|
-
|
-
|
97
|
-
|
-
|
-
|
-
|
98
|
-
|
-
|
-
|
-
|
99
|
-
|
-
|
-
|
-
|
100
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total Individu
|
6
|
43
|
2
|
51
|
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan.
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Irwanto, 2009. Analisis Vegetasi Parameter
Kuantitatif. http://www.irwanto
shut.net. Diakses pada hari Kamis, 2 Meil 2013 pukul 19.30 WITA.
Michael, P., 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Rani, C., 2011. Metode
Pengukuran dan Analisis Pola Spasial (Dispersi) Organisme Bentik. http://respository.unhas.ac.id. Diakses pada hari Kamis, 2 Mei 2013 pukul
21.00 WITA.
Kershaw, K. A., 1979. Quantitatif and
Dynamic Plant Ecology, Edward Arnold Publishers, London.
Soerianegara,
I. dan Indrawan, A., 1988. Ekologi Hutan Indonesia.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Syafei, 1990. Dinamika Populasi: Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta.
Wolf, L. dan Mc Naughton, S. J., 1990. Ekologi
Umum. Universitas Gajah Mada Press, Jogjakarta.